kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Apa Itu Stunting Pada Anak? Cermati Dampak dan Cara Mencegah Stunting Ini


Kamis, 22 Juni 2023 / 15:40 WIB
Apa Itu Stunting Pada Anak? Cermati Dampak dan Cara Mencegah Stunting Ini
ILUSTRASI. Apa Itu Stunting Pada Anak? Cermati Dampak dan Cara Mencegah Stunting Ini.


Penulis: Tiyas Septiana

Stunting - Angka kasus stunting pada anak di Indonesia masih cukup banyak. Pemerintah dan masyarakat tentu perlu bekerjasama agar masalah kesehatan ini bisa teratasi.

Melansir situs Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), stunting adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama. 

Stunting menyebabkan perkembangan otak serta tumbuh kembang terhambat. Anak yang menderita stunting umumnya bertubuh lebih pendek dari anak pada umumnya. 

Angka anak penderita stunting di Indonesia tergolong tinggi. Menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), tahun 2019, angka stunting di Indonesia menurun menjadi 27,67%.

Baca Juga: Waspada Rabies, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Menangani Infeksi Rabies

Meskipun menurun, angka tersebut masih di atas angka yang ditargetkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20%.

Dampak dari stunting

Stunting menyebabkan beragam dampak buruk untuk anak baik dalam jangka pendek maupun panjang. 

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) membagikan informasi tentang stunting melalui Instagram-nya, termasuk dampak dan cara pencegahan. Dampak dari stunting baik jangka pendek dan panjang di antaranya:

Jangka pendek

  1. Sering merasa kesakitan bahkan kematian. 
  2. Menghambat pertumbuhan saraf anak sehingga fungsi kognitif menurun. 
  3. Perkembangan motorik lebih lamban. 
  4. Kesulitan dalam mengungkapkan bahasa ekspresif. 
  5. Meningkatkan biaya kesehatan. 

Jangka panjang

  1. Postur tubuh tidak optimal saat dewasa atau lebih pendek dibandingkan pada umumnya. 
  2. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya. 
  3. Menurunnya kesehatan reproduksi. 
  4. Kapasitas belajar dan performa kurang optimal saat sekolah atau produktivitas dan kapasitas kerja tidak optimal. 

Baca Juga: Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh, 5 Manfaat Kopi Kayu Manis untuk Kesehatan

Cara mencegah stunting

Mencegah stunting dimulai saat ibu masih mengandung hingga anak berada pada masa dewasa muda, berikut ini cara pencegahannya.

Pada ibu hamil dan proses bersalin:

  • Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan, merupakan suatu upaya perbaikan gizi pada kehamilan sampai anak usia 2 tahun. 
  • Mengupayakan jaminan mutu antenal care (ANC) terpadu yang masuk dalam pelayanan KIA yang dimulai saat hamil sampai pasca nifas. Pelayanan tersebut sangat penting untuk mencegah komplikasi pada masa kehamilan dan pasca persalinan. 
  • Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan. 
  • Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Pemberantasan kecacingan. 
  • Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA. 
  • Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
  • Penyuluhan dan pelayanan KB. 

Pada balita 

  • Pemantauan pertumbuhan balita.
  • Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.
  • Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. 

Pada anak usia sekolah

  • Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 
  • Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (Progas). 
  • Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba. 

Pada remaja

  • Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba. 
  • Pendidikan kesehatan reproduksi. 

Pada dewasa muda

  • Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Meningkatkan penyuluhan PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×