Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Campak adalah penyakit yang biasanya menginfeksi anak-anak. Meski umumnya campak bisa sembuh, penyakit ini bisa menjadi serius bahkan dapat menyebabkan kematian.
Dirangkum dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), campak adalah penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Campak disebabkan oleh Paramyxovirus dan ditularkan terutama melalui udara (airborne).
Angka serangan penularan campak lebih dari 90% dari individu yang terinfeksi sejak 4 hari sebelum sampai 4 jam setelah munculnya ruam.
Sementara masa inkubasi penyakit ini terjadi pada 7-18 hari. Lantas, seperti apa gejala campak?
Baca Juga: Selain meningkatkan gairah seksual, ini manfaat lengkuas untuk kesehatan
Gejala campak
Gejala campak di antaranya adalah:
- Demam dengan suhu badan biasanya >380C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).
- Tanda khas campak ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular atau ruam kulit. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
- Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.
Baca Juga: 3 Gejala corona terbaru, dari ruam, anosmia, & neurologis
Komplikasi campak
Campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur. Tapi, anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare (1 dari 10 anak).
Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis atau radang otak (1 dari 1000 anak) yang dapat berakhir dengan kematian.
Baca Juga: Awas! Infeksi ulang Covid-19 meningkat, ancam kekebalan pada virus
Setiap 1.000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di antaranya meninggal dunia. Selain itu, campak juga dapat menyebabkan komplikasi bernama Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE).
SSPE adalah komplikasi yang sangat jarang, tetapi merupakan penyakit sistem saraf pusat yang fatal akibat infeksi virus campak yang diderita pada saat kanak-kanak.
SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah seseorang menderita campak, walaupun telah sembuh. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun.
Campak juga dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan sebelum waktunya, atau melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Selanjutnya: Apa itu vaksin dan bagaimana cara kerjanya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News