kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Angka perokok masih tinggi, pemerintah disarankan ubah strategi komunikasi publik


Minggu, 24 Oktober 2021 / 22:53 WIB
Angka perokok masih tinggi, pemerintah disarankan ubah strategi komunikasi publik
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung merokok di ruangan merokok (smoking room) salah satu pusat perbelanjaan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Saluran komunikasinya pun juga disesuaikan, seperti media sosial. Selain itu, Kholil melanjutkan komunikator lainnya yang efektif adalah para tenaga medis, seperti dokter yang dapat disampaikan melalui kanal yang beragam, termasuk pesan singkat.

Pasalnya, berdasarkan implementasi di seluruh dunia termasuk Indonesia, peringatan kesehatan dengan gambar menakutkan terbukti tidak efektif mengurangi angka perokok. 

Selain mengedepankan strategi komunikasi yang tersegmentasi, Kholil juga menyarankan pemerintah untuk dapat memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif.

Baca Juga: Rencana kenaikan cukai rokok diramal bisa tingkatkan peredaran rokok ilegal

Banyak hasil kajian independen dari dalam maupun luar negeri yang menunjukkan bahwa produk ini memiliki potensi risiko yang lebih rendah daripada rokok. Hanya saja, informasi mengenai produk ini belum terdistribusi secara masif dan akurat kepada publik.   

Pemerintah, kata Kholil, dapat memberikan edukasi mengenai produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, kepada publik. Penyampaian informasi tersebut juga harus dilengkapi dengan hasil kajian-kajian ilmiah.

“Masyarakat harus diedukasi dengan baik, dari segi konsekuensinya yang dihadapi termasuk produk alternatif yang bisa menurunkan risiko. (Komunikasi) itu harus didukung data empiris,” tutup Kholil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×