Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Batuk pada malam hari yang disertai muntah sangat meresahkan bagi anak dan orang tua atau pengasuhnya. Kadang-kadang, gejala-gejala ini disebabkan oleh anak-anak yang lebih kecil tidak dapat mengeluarkan lendir secara efektif, jadi muntah adalah cara tubuh mereka membersihkannya.
Dalam kasus lain, muntah dan batuk mungkin menunjukkan kondisi yang lebih serius seperti asma atau pneumonia. Terkadang, jika seorang anak mengalami dehidrasi melalui muntah, hal itu bisa memicu serangan asma.
Penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memantau anak yang mengalami batuk dan mengi saat sakit yang disertai muntah. Dengan pneumonia, seorang anak mungkin batuk, muntah, dan datang dengan gejala lain yang memengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Gejala-gejala batuk tersebut meliputi:
- Laju pernapasan cepat
- Panas dingin
- Nyeri dada
- Demam
- Kelelahan
Jika balita mengalami beberapa gejala ini bersamaan dengan batuk dan muntah, bawalah ke unit gawat darurat. Jika dokter mendiagnosis pneumonia, mereka akan menangani kondisi tersebut dengan memberikan obat antibiotik.
6. Batuk disertai demam
Jika orang tua atau pengasuh melihat anak mengalami batuk dan demam di malam hari, mereka harus berusaha untuk tidak khawatir. Sebaliknya, mereka dapat memantau gejalanya untuk melihat apakah semakin parah.
Anak-anak dan bayi yang terkena flu mungkin mengalami:
- Demam
- Batuk
- Muntah
- Perubahan perilaku seperti kehilangan nafsu makan
Saat anak-anak terserang flu, penting untuk menjaga mereka tetap terhidrasi. Selain itu, orangtua dan pengasuh harus berbicara dengan dokter. Jika kondisinya memburuk tanpa pengobatan, mereka bisa mengembangkan infeksi telinga tengah.
Penting juga untuk dicatat bahwa batuk dan demam adalah dua gejala Covid-19 yang paling umum. Jika orang tua atau pengasuh yakin bahwa anaknya mengidap Covid-19, mereka harus berbicara dengan dokter, mulai mengisolasi diri, dan meminta tes. Ini terutama penting jika anak tersebut bertemu dengan orang yang baru-baru ini dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.
Saat merawat balita untuk demam, orang tua tidak boleh memberi mereka obat aspirin. Sebaliknya, mereka harus memberikan obat asetaminofen atau ibuprofen. \
Pengobatan rumahan untuk menghentikan batuk pada anak
Langkah-langkah berikut diyakini dapat menjadi obat dan membantu meringankan batuk pada anak-anak di malam hari:
- Mandi air hangat sebelum tidur, pastikan untuk tidak meninggalkannya tanpa pengawasan
- Memastikan mereka mendapatkan banyak istirahat
- Mendorong mereka untuk minum banyak cairan untuk cegah dehidrasi
Studi menunjukkan bahwa madu bisa menjadi obat pelengkap yang efektif untuk batuk di malam hari, karena sifatnya yang menenangkan. Namun, hindari memberikannya kepada anak di bawah 12 bulan, karena berisiko keracunan botulisme.
Kapan harus ke dokter saat anak batuk?
Batuk cukup umum terjadi pada anak-anak. Penyebabnya termasuk pilek dan infeksi virus dan bakteri lainnya. Walaupun batuk di malam hari biasanya sembuh dengan sendirinya, jika gejala yang lebih serius berkembang, bicarakan dengan dokter.
Dokter dapat membantu mendiagnosis dan memberikan obat batuk yang tepat. Seseorang juga harus menghubungi dokter jika anak-anak dengan batuk juga mengalami kondisi berikut:
- Demam
- Batuk darah
- Meneteskan air liur dan kesulitan menelan
- Batuk selama lebih dari 2-3 minggu
Itulah penyebab dan obat untuk mengatasi batuk anak pada malam hari. Semoga buah hati kita selalu sehat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Penyebab Batuk Malam Hari pada Anak dan Cara Mengobatinya",
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi
Selanjutnya: Benarkah virus corona baru hasil mutasi gampang infeksi anak-anak? Ini penjelasan WHO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News