Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, perlu dipahami juga, bahwa obat tetaplah racun yang dosisnya disesuaikan supaya bermanfaat bagi tubuh. Maka dari itu, mengonsumsi obat asam urat, jelas akan lebih baik jika berada di bawah pengawasan dokter.
Dokter bisa menyesuaikan dosis obat asam urat dengan gout yang dialami masing-masing orang. Obat asam urat untuk mengatasi nyeri sendiri. Ada beberapa jenis obat asam urat yang bisa dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi nyeri sendi.
Berikut beberapa obat yang dapat dipilih:
1. Kolkisin
Kolkisin bertugas mencegah “peperangan” antara sel darah putih sebagai sel-sel kekebalan tubuh melawan kristal urat.
Sebaiknya, kolkisin diberikan lebih awal pada tahapan asimptomatik gout. Jika tidak diberikan kolkisin, tubuh dapat mengalami resistensi terhadap terapi penyakit asam urat.
Resistensi ini artinya tubuh tidak mau lagi bereaksi sehingga obat-obatan untuk terapi penyakit asam urat tidak berefek.
Sementara, konsumsi obat lain, seperti antimaag simetidin atau antibiotic eritromisin, bisa meningkatkan risiko keracunan kolkisin. Obat tersebut pasalnya dapat menurukan pemecahan kolkisin.
Baca Juga: Inilah 9 obat alami untuk membantu menyembuhkan asam urat
2. OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid)
Selain sebagai antinyeri, OAINS juga mempunyai antiinflamasi. Artinya, OAINS bisa mengurangi bengkak pada gout. Contoh OAINS, yakni:
- Indometasin
- Naproksen
- Natrium diklofenac
- Celecoxib Etodolac
Indometasin adlaah OAINS yang potensial dan bekerja cepat, yakni dalam 2 jam untuk mengurangi nyeri akibat asam urat. Dosisnya adalah 150-300 mg per hari dalam dosis terbagi. Maksudnya, obat bisa diminum 2-3 kali sehari dengan total dosis 150-300 mg.
Indometasin punya dua mekanisme kerja sekaligus, yakni mencegah “peperangan berlebihan” antara sel-sel radang dan asam urat, serta mencegah terjadinya nyeri. Inilah yang membuat indometasin lebih disukai daripada OAINS yang lain.