kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Pola makan yang bisa membuat tubuh sehat dan panjang umur


Kamis, 23 September 2021 / 17:14 WIB
5 Pola makan yang bisa membuat tubuh sehat dan panjang umur
ILUSTRASI. Makanan sehat


Sumber: Kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hidup sampai 100 tahun dan memiliki tubuh sehat bukanlah hal yang mustahil. Ini pola makan yang bisa membuat Anda panjang umur dan sehat. 

Anda ingin hidup sampai usia 100 tahun? 

Baca Juga: Tidak ingin terkena penyakit jantung? Hindari konsumsi 4 jenis minuman ini

Dilansir situs kesehatan dan kebugaran Well + Good, ada beberapa cara yang dilakukan centenarian untuk hidup panjang umur. 

Beberapa cara tersebut juga diterapkan oleh orang-orang yang tinggal di blue zone atau zona biru, lima wilayah di dunia yang memiliki populasi paling lama hidup dan dalam kondisi sehat, yaitu:  

  • Okinawa, Jepang
  • Sardinia, Italia
  • Nicoya, Costa Rica
  • Icaria, Yunani
  • Loma Linda, California 

Semua lokasi yang tercantum di atas memiliki sembilan kesamaan dan salah satunya adalah kebiasaan makan mereka, meskipun berada di lokasi geografis dan budaya yang sangat berbeda. 

Meskipun umur panjang mereka tak lepas dari faktor tempat tinggal dan bagaimana mereka hidup, beberapa metode pola makan mereka untuk berumur panjang dapat dengan mudah diterapkan pada gaya hidup siapapun. 

Awalnya hal ini dibagikan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Global Wellness Summit, jurnalis dan pakar Blue Zone, Dan Buettner memberi memaparkan beberapa nutrisi yang akan membantu kita hidup seperti orang yang paling lama hidup di Bumi, semua berdasarkan penelitian bertahun-tahun: 

1. Plant based diet 

Orang-orang yang tinggal di Zona Biru telah mempraktikkan plant based diet selama beberapa generasi. 

Menurut Buettner, mereka mengonsumsi makanan nabati 90% hingga 100% tanpa keraguan. 

Plant based diet telah terbukti ramah jantung, usus, dan ramah otak. Selain itu, sayuran, biji-bijian dan makanan nabati lainnya memiliki lebih sedikit jejak karbon dibandingkan dengan daging dan susu. 

2. Banyak karbohidrat 

Buettner mengatakan, bahwa orang-orang di Blue Zones biasanya mengonsumsi sekitar 65% kalori harian mereka dalam bentuk karbohidrat. 

Ini masuk akal karena satu alasan, karbohidrat biasanya hadir dengan banyak serat pengisi usus, selain vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh Anda agar berfungsi optimal. 

Namun, karbohidrat yang mereka konsumsi bukanlah karbohidrat olahan seperti yang ditemukan dalam roti putih atau dalam makanan manis, tetapi karbohidrat yang berasal dari biji-bijian, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan sumber-sumber alami lainnya. 

Kacang, khususnya, mengalahkan semua jenis karbohidrat lainnya. Buettner mengatakan, makan secangkir kacang, menambah empat tahun harapan hidup. 

3. Makan daging 

Sesekali Menurut Buettner, daging dianggap sebagai makanan perayaan di Zona Biru dan biasanya hanya dimakan sekitar lima kali per bulan. 

Dia menambahkan, mereka yang tinggal di komunitas ini biasanya sangat disiplin membatasi porsi daging. 

Mereka tidak akan makan daging lebih besar dari ukuran setumpuk kartu atau sekitar 3 ons. 

Ini masuk akal, jika dilihat dari perspektif ilmiah, daging mungkin mengandung protein, vitamin B, dan zat besi yang tersedia, tetapi terlalu banyak daging dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular dan kanker kolorektal. 

Selain itu, asupan daging yang lebih tinggi pada pria dan wanita telah dikaitkan dengan tingkat kanker yang lebih tinggi dan semua penyebab kematian. 

4. Hanya minum air, kopi, dan anggur 

Itu berarti tidak ada soda dan minuman manis lainnya. Buettner mengatakan, bahwa orang yang tinggal di Blue Zone minum enam gelas air sehari, ditambah kopi di pagi hari, dan segelas anggur untuk makan malam. 

5. Modifikasi puasa intermiten 

Ini bukan berarti mereka yang tinggal di Blue Zone adalah pelaku diet. 

Lebih tepatnya, mereka biasanya makan dengan cara yang mirip dengan apa yang disebut puasa intermiten. 

Menurut Buettner, mereka sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin, dan mereka cenderung makan semua kalori mereka dalam jendela delapan jam, menyisakan 16 jam agar sistem pencernaan mereka beristirahat. 

Ini berarti mereka makan lebih banyak pada saat sarapan dan makan malam lebih sedikit dan tidak makan larut malam. Puasa intermiten diketahui memiliki salah satu manfaat terkait umur panjang. 

Namun, perlu dicatat bahwa puasa intermiten tidak untuk semua orang, terutama mereka yang sedang hamil, menyusui atau memiliki riwayat gangguan makan.

Baca Juga: Tidak ingin gula darah naik? Ini buah yang harus dihindari penderita diabetes

Selanjutnya: Awas, berat badan bisa naik! Ini efek samping pisang untuk kesehatan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Terapkan 5 Pola Makan Ini"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×