kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

5 kanker mematikan pada pria yang sulit dideteksi


Kamis, 15 Juni 2017 / 21:25 WIB
5 kanker mematikan pada pria yang sulit dideteksi


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Dari semua tipe kanker, ternyata insiden kanker 20% lebih tinggi pada pria dibanding wanita. Tingkat kesembuhan penyakit ini juga rendah karena gejala awalnya sering tidak terdeteksi.

Kanker yang sulit dideteksi, karena gejalanya tidak dikenali atau alat pendeteksinya belum ada, bisa membuat diagnosis dan pengobatannya terlambat. Angka harapan hidupnya pun menjadi kecil.

Berikut adalah beberapa jenis kanker yang paling sering diderita pria dan sulit dideteksi:

1. Kanker paru
Meski kanker prostat lebih banyak diderita pria, tetapi kanker paru adalah pembunuh nomor satu pada kaum Adam. Hanya 16% kanker paru yang didiagnosis di stadium awal. Sekali penyakit ini menyebar, sel-sel kanker akan makin agresif. Angka harapan hidup dalam 5 tahun hanya 4%.

Kanker paru sering baru disadari saat sudah di stadium akhir. "Paru-paru berisi udara, sehingga bisa saja ada pertumbuhan tumor di organ ini tanpa kita sadari," kata David Rose Camidge, Ph.D, profesor onkologi dan peneliti kanker paru dari Universitas Colorado.

Gejala kanker paru antara lain batuk terus-menerus, sesak napas, dan berat badan turun tanpa sebab. Penyakit ini bisa dideteksi dengan melakukan CT scan paru.

2.. Kanker kolorektal
Kanker kolorektal adalah kanker yang mengenai bagian usus besar dan rektum (anus). Penyakit ini dulu lebih banyak diderita orang berusia di atas 50 tahun, namun saat ini orang yang lebih muda juga mengalaminya.

Kanker kolorektal sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik. "Bisa saja kita menganggap gejala itu merupakan gangguan pencernaan biasa, misalnya kram perut, ada darah di feses, atau sering sembelit dan diare," kata William Grady, pakar pencegahan kanker kolon.

Ia mengatakan, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kolonoskopi berkala karena pertumbuhan tumor pra-kanker bisa dioperasi sebelum berkembang menjadi kanker.

3. Kanker pankreas
Meski kasus kanker ini hanya 3% dari keseluruhan tipe kanker, namun angka kematiannya tinggi. Penyakit ini juga sulit dideteksi karena tidak ada alatnya dan gejalanya baru muncul saat kanker sudah menyebar.

Struktur organ pencernaan yang berupa tabung dan berlapis-lapis menyebabkan kanker di bagian pankreas sulit dideteksi.

Gejala kanker pankreas tidak khas, misalnya saja nyeri perut atau punggung, berat badan turun, nafsu makan hilang, atau mual-mual. Jika gejala ini muncul, biasanya kanker sudah menyebar ke bagian liver dan menyebabkan kulit dan mata kekuningan.

4. Kanker melanoma
Ini merupakan salah satu tipe kanker kulit. Angka kematian kanker ini pada pria lebih tinggi, kemungkinan karena sistem imunnya berbeda dengan wanita.

Walau terdapat di kulit, namun mata kita sering sulit membedakan bintik biasa dengan bintik berbahaya. Sebagian melanoma juga tidak memiliki warna, walau ada juga yang berwarna merah dan cokelat. Kebanyakan orang juga mengira melanoma sebagai jerawat batu, kutil, atau bahkan dianggap bukan apa-apa.

Mengabaikan gejala melanoma sangat berbahaya, karena setelah dioperasi dan diangkat, kankernya bisa kembali dan menyebar ke organ tubuh lain, seperti liver, paru, bahkan otak.

5. Kanker liver
Organ liver berada di bagian dalam perut yang ditutupi oleh tulang rusuk sehingga kelainan pada organ ini sering tidak dikenali. Gejala-gejala penyakitnya juga baru timbul setelah kanker menyebar.

Yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit ini adalah mengetahui risiko kita. Penyebab kematian akibat kanker liver adalah hepatitis C karena virusnya bisa merusak liver dan menyebabkan luka parut di liver.

Itu sebabnya, lakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya virus hepatitis C. Pengobatan yang dilakukan sangat efektif untuk menyingkirkan virus dari tubuh sehingga risiko terkena kanker liver juga rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×