kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

14 Gejala virus corona yang masih muncul 6 bulan setelah pasien Covid-19 sembuh


Selasa, 23 Februari 2021 / 23:35 WIB
14 Gejala virus corona yang masih muncul 6 bulan setelah pasien Covid-19 sembuh


Sumber: Jerusalem Post | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Hampir setengah dari penderita Covid-19 ringan atau sedang yang sudah sembuh masih mengalami gejala virus corona enam bulan kemudian, menurut sebuah studi baru oleh para peneliti Israel.

Melansir The Jerusalem Post, penelitian, yang akan terbit bulan ini di Journal of Clinical Microbiology and Infection, mengevaluasi 103 orang berusia di atas 18 tahun yang mengidap virus corona antara April dan Oktober 2020. 

Orang-orang tersebut memiliki gejala ringan hingga sedang, yang berarti mereka tidak asimtomatik dan tidak dirawat di rumah sakit karena penyakit yang lebih parah. Peserta menjalani wawancara hingga empat kali selama penelitian.

“Sangat menakutkan, setelah enam bulan, orang muda yang sehat dan merasa baik-baik saja sebelum terjangkit virus corona masih memiliki gejala,” kata Dr. Sarah Israel dari Hadassah-University Medical Center, yang membantu penulis laporan penelitian tersebut, seperti dikutip The Jerusalem Post.

Selama enam bulan setelah sembuh, 46% pasien memiliki setidaknya satu gejala yang berkelanjutan, paling sering adalah kelelahan (22%), perubahan bau dan rasa (15%), atau kesulitan bernapas (8%).

Baca Juga: Studi baru: Vaksin efektif dalam mengurangi penularan virus corona

Studi tersebut menunjukkan, 44% orang mengalami sakit kepala, 41% demam, 39% nyeri otot, dan 38% batuk kering sebagai gejala virus corona pertama mereka, biasanya muncul di hari kedua setelah dinyatakan positif. Tetapi, banyak dari gejala itu sembuh sendiri dengan relatif cepat.

Sebaliknya, perubahan bau dan rasa, yang biasanya muncul sekitar hari keempat setelah dinyatakan positif, termasuk gejala virus corona yang paling lama bertahan.

Gejala kehilangan ingatan dan rambut rontok

Total ada 14 gejala virus corona yang masuk dalam analisis akhir, 12 di antaranya terdaftar sebagai gejala oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) per Desember 2020. 

Itu termasuk perubahan bau dan rasa, demam, batuk kering dan berdahak, nyeri otot, sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, diare, sesak nafas, serta muntah dan mual.

Selain itu, lebih dari separuh peserta (53%) mengeluhkan gejala yang tidak tercatat oleh CDC: kehilangan nafsu makan.

Baca Juga: Kasus mingguan virus corona global lanjutkan tren penurunan, terendah sejak Oktober

Akhirnya, kelelahan, yang sekarang terdaftar sebagai gejala virus corona oleh CDC, tidak secara eksplisit muncul dalam kuesioner asli tetapi dilaporkan sendiri oleh 18% pasien sebagai "gejala lain".

Gejala lain yang disebutkan oleh beberapa pasien termasuk kehilangan ingatan, rambut rontok, dan depresi. "Banyak gejala yang sulit dipahami, mengapa pasien mengalaminya pasca-Covid," ujar Israel.

“Long Covid muncul sebagai fenomena di mana pasien memiliki gejala jangka panjang yang berkelanjutan,” sebut laporan penelitian tersebut. 

"Ini bisa jadi gejala Covid-19 yang berkepanjangan atau sindrom pasca-Covid, di mana disfungsi sistem saraf otonom telah diusulkan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebabnya," kata laporan penelitian itu. 

Sebagian besar pasien pada umumnya sehat sebelum tertular virus corona. Dua di antaranya memiliki tekanan darah tinggi, enam menderita penyakit pernapasan, dua menderita penyakit jantung, dan 16 menderita obesitas klinis.

Baca Juga: 22 Gejala virus corona tidak biasa menurut WHO, waspada!

Komplikasi kesehatan jangka panjang Covid-19

Meski begitu, menurut laporan penelitian tersebut, studinya memang memiliki beberapa keterbatasan, termasuk metode pengumpulan data yang digunakan. Mereka mewawancarai pasien pada berbagai interval yang bisa menyebabkan bias ingatan. 

Selain itu, perekrutan pasien melalui jejaring sosial dan dari mulut ke mulut. Oleh karena itu, mereka merupakan kelompok yang sebagian besar lebih muda dengan pendapatan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Tapi, Israel berharap, informasi dalam laporan itu akan memungkinkan dokter untuk lebih memahami komplikasi kesehatan jangka panjang Covid-19, dan itu akan mendorong kaum muda untuk mendapatkan vaksinasi.

“Saya pikir orang sekarang tahu bahwa ini bukanlah virus yang mudah,” katanya. “Bahkan, jika Anda hampir tidak sakit, virus dapat menyerang Anda selama berbulan-bulan sesudahnya. Risiko efek samping dari vaksin itu kecil dibandingkan dengan gejala virus".

Pekerjaan tambahan harus dilakukan untuk mengevaluasi, apakah pasien tanpa gejala mengalami gejala yang sama setelah pemulihan, Israel menambahkan. 

Tim peneliti juga akan terus melakukan survei terhadap orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini untuk menentukan kapan gejala mereka hilang.

Selanjutnya: 6 Tempat berisiko tinggi penularan virus corona mengacu WHO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×