kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: wabah penyakit campak terus meningkat di seluruh dunia


Selasa, 31 Desember 2019 / 10:45 WIB
WHO: wabah penyakit campak terus meningkat di seluruh dunia


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Penyakit campak makin menjajah masyarakat seluruh dunia. World Health Organization (WHO) merilis data jumlah kasus campak terus meningkat.

Berdasarkan laporan WHO, jumlah kasus campak mencapai 440.200 per 5 November 2019. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus campak pada tahun 2018 yang mencapai 350.000.

Baca Juga: Yey! Ilmuwan sudah menemukan antibodi berbagai virus influenza

Republik Demokratik Kongo (DRC) menjadi negara yang paling banyak menyumbang kasus campak. Dari catatan WHO jumlah penderita campak mencapai 250.270 per 17 November 2019. Sekitar 5.110 orang meninggal dunia akibat penyakit campak.

"Wabah campak di DRC merupakan wabah terbesar yang terjadi di seluruh dunia," kata Kate O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi WHO.

Selain di DRC, wabah campak juga melanda Afrika. Mengutip dari www.dw.com terdapat 25.596 kasus campak yang terjadi di negara tersebut per 17 November 2019.

Sedangkan, Brasil mencatatkan sekitar 11.887 kasus campak telah terjadi. Asal tahu saja, jumlah penderita campak paling besar berasal dari Sao Paulo.

Tidak hanya melanda Afrika dan Amerika, campak juga melanda negara Eropa. Ukraina menjadi negara yang menyumbang angka penderita paling banyak yakni 56.802 kasus.

Peningkatan kasus campak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama,  vaksin campak belum mampu mengimbangi jumlah populasi masyarakat. Kedua, adanya kampanye anti vaksinasi yang terjadi di masyarakat.   

WHO menyebutkan kampanye anti vaksin mendorong turunnya jumlah orang yang melakukan imunisasi campak. Alhasil, virus campak dapat menyebar dengan mudah dan menjadi wabah.

Sekedar info, kampanye anti vaksin muncul ketika dua bayi meninggal setelah diberikan vaksin di Samoa. Dari hasil investigasi menunjukkan kematian bayi tersebut disebabkan karena pemberian vaksin yang tidak sesuai prosedur.

Baca Juga: Libur akhir tahun, ini pentingnya menu sehat dan olahraga

Kasus tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin campak menurun. Dampaknya, masyarakat tidak lagi melakukan imunisasi campak.

Hasilnya, sekitar 2500 kasus campak terjadi di Samoa dan 37 orang dilaporkan meninggal dunia. 

Sumber : www.dw.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×