Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski semua orang memiliki potensi risiko untuk tertular virus corona dan menderita Covid-19, namun ternyata para perokok memiliki risiko yang lebih besar dari orang yang tidak merokok.
Para perokok menjadi salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19, selain kelompok usia lanjut dan orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan.
Baca Juga: Cegah imported case, pemerintah imbau WNI yang di luar negeri untuk tidak mudik
Hal ini ditegaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya pada 24 Maret lalu. Setidaknya, terdapat 2 alasan utama mengapa mereka yang memiliki kebiasaan merokok lebih rentan terhadap infeksi virus.
Aktivitas fisik
Alasan pertama dikarenakan aktivitas fisik dari kegiatan merokok itu sendiri. Aktivitas merokok yang melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens memungkinkan virus berpindah dari tangan ke mulut dengan lebih mudah.
"Para perokok lebih rentan terhadap Covid-19 karena jari yang digunakan untuk mengapit rokok, atau bahkan rokok itu sendiri terkontaminasi dengan virus, dapat menyentuh bibir. Ini meningkatkan kemungkinan virus berpindah dari tangan ke mulut," tulis WHO dalam penjelasannya.
Penyakit yang timbul
Sementara alasan kedua lebih pada kondisi kesehatan yang disebabkan oleh orang yang telah terbiasa merokok. Perokok biasanya sudah memiliki masalah pada paru-paru yang diakibatkan oleh zat-zat yang terisap dalam aktivitas merokok yang dilakukan dalam waktu lama.
Baca Juga: Ada 99 kelurahan di Jakarta yang masih bebas kasus positif corona, ini daftarnya
"Perokok mungkin sudah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru-paru yang tidak optimal yang akan meningkatkan risiko penyakit serius," jelas WHO.
Belum lagi jika seseorang menggunakan produk rokok yang digunakan bersama-sama, misalnya water pipes, kontak dari mulut ke mulut ini menjadi pintu lain kemungkinan penularan virus penyebab Covid-19 di dalam masyarakat.