Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg dimulai secara tiba-tiba, dengan demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise parah. Ciri umum lainnya adalah penderita merasakan nyeri pada otot.
Selain itu, mereka juga bisa mengalami diare yang parah, sakit perut dan kram, mual dan muntah yang dapat dimulai pada hari ketiga. Biasanya, diare bisa terjadi selama seminggu.
Wajah pasien pada fase ini digambarkan sebagai fitur yang digambarkan “seperti hantu”, mata yang cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem. Pada masa dua hingga 7 hari setelah timbulnya gejala, penderita mengalami ruam yang tidak gatal.
Baca Juga: Termasuk di Indonesia, WHO uji tiga obat baru untuk pasien COVID-19 parah
Tak hanya itu, banyak pasien mengalami perdarahan yang parah dalam waktu 7 hari, dan kasus yang fatal biasanya mengalami perdarahan, seringkali dari beberapa area. Darah segar pada muntahan dan feses sering disertai dengan pendarahan dari hidung, gusi, dan vagina.
Penderita dapat pula mengalami pendarahan secara tiba-tiba di tempat suntikan vena (di mana akses intravena diperoleh untuk memberikan cairan atau mengambil sampel darah) dan hal ini bisa sangat merepotkan.
Selama fase penyakit yang parah, pasien mengalami demam tinggi. Keterlibatan sistem saraf pusat dapat mengakibatkan kebingungan, lekas marah dan agresi. Orchitis (radang testis) telah dilaporkan kadang-kadang pada fase akhir (15 hari).
Baca Juga: WHO: Kasus COVID-19 global bertambah 100 juta hanya dalam tempo 6 bulan
Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi antara 8 dan 9 hari setelah gejala awal, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.