Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mikroplastik yang terkandung dalam air minum menimbulkan risiko "rendah" bagi kesehatan manusia pada tingkat saat ini. Tapi, butuh lebih banyak penelitian untuk meyakinkan konsumen.
Pernyataan lembaga yang bermarkas di Jenewa, Swiss, ini untuk menjawab studi yang keluar selama setahun terakhir pada partikel plastik terdeteksi dalam air keran dan air kemasan. Penelitian ini telah memicu kekhawatiran publik.
Menurut WHO, mikroplastik memasuki sumber air minum terutama melalui limbah cair. Tapi, bukti lain menunjukkan, plastik mikro yang ditemukan di beberapa air kemasan sebagian berasal dari proses pembotolan atau pengemasan seperti tutup plastik.
Tapi, "Pesan utama adalah untuk meyakinkan konsumen air minum di seluruh dunia, bahwa berdasarkan penilaian kami, risiko itu rendah," kata Bruce Gordon dari Departemen Kesehatan Publik, Lingkungan, dan Sosial WHO, di Jenewa, Kamis (22/8), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Awas, banyak makan daging merah olahan bisa meningkatkan risiko kanker
Karena itu, WHO tidak merekomendasikan pemantauan rutin terhadap plastik mikro dalam air minum. Meski begitu, mereka menyarankan, agar penelitian lanjutan harus fokus pada masalah termasuk apa yang terjadi pada aditif kimia dalam partikel setelah memasuki saluran pencernaan.
Mayoritas partikel plastik dalam air berdiameter lebih besar dari 150 mikrometer akan keluar dari tubuh manusia. "Sementara partikel yang lebih kecil memungkinkan melewati dinding usus dan mencapai jaringan lain," ujar Gordon.
Nah, masalah kesehatan berpusat di sekitar partikel yang lebih kecil itu. "Untuk partikel ukuran terkecil ini, di mana ada bukti yang sangat terbatas, kita perlu tahu lebih banyak tentang apa yang diserap, didistribusi, dan dampaknya," imbuh Jennifer De France, Pakar WHO.
Makanya, perlu lebih banyak penelitian tentang risiko paparan mikroplastik di seluruh lingkungan, baik dalam air minum, udara, maupun makanan.
Baca Juga: Segudang manfaat makanan pedas, menyehatkan jantung hingga mencegah kanker
Alice Horton, peneliti mikroplastik di Pusat Oseanografi Nasional Inggris, mengatakan, memang tidak ada data yang tersedia untuk menunjukkan bahwa mikroplastik menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Namun, ini tidak selalu berarti mikroplastik tidak berbahaya.
"Penting untuk menaruh perhatian tentang paparan mikroplastik dari air minum ke dalam konteks, manusia banyak terpapar mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari melalui sejumlah besar sumber, di mana air minum hanya satu satunya," ucap Horton.
Baca Juga: Manfaatkan genom alpukat, kualitas panen bisa meningkat
Hanya, penelitian WWF International yang rilis Juni lalu mengungkapkan, polusi plastik begitu meluas di lingkungan sehingga sesorang bisa menelan lima gram seminggu, setara dengan satu kartu kredit. Studi itu bilang, sumber terbesar konsumsi plastik adalah air minum, tetapi asal utama lainnya adalah kerang.
WHO menambahkan, ancaman kesehatan terbesar dalam air adalah dari mikroba patogen termasuk dari limbah manusia dan ternak yang masuk ke sumber air. Ini yang menyebabkan penyakit diare yang mematikan, terutama di negara-negara miskin yang tidak memiliki sistem pengolahan air.
Sekitar dua miliar orang minum air yang terkontaminasi tinja dan menyebabkan hampir satu juta kematian setiap tahun. "Itu harus menjadi fokus para regulator di seluruh dunia," tegas Gordon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News