kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada stunting, berikut tips mencegahnya pada anak sejak dini


Selasa, 26 Januari 2021 / 15:39 WIB
Waspada stunting, berikut tips mencegahnya pada anak sejak dini
ILUSTRASI. Pengendara motor melintas di dekat mural stunting di Jakarta, Rabu (16/12/2020).


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada yang sering menjadi momok para orangtua. Namun, orangtua bisa mencegah stunting sejak dini dengan menerapkan beberapa cara. 

Stunting, melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), merupakan kondisi gagal pada pertumbuhan anak, baik tubuh maupun otak. 

Anak yang menderita stunting memiliki tubuh lebih pendek dan memiliki keterlambatan dalam berpikir dari anak seusianya. Keadaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. 

Penyebab stunting bisa dari kekurangan gizi saat bayi dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kelahiran. Karenanya, penting untuk orangtua untuk mencegah stunting sejak dini. 

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan cara-cara untuk mencegah stunting. Berikut tiga cara penting untuk mencegah stunting pada anak sejak dini merangkum dari laman resmi BKKBN:

Baca Juga: Ini cara menyiapkan kakak agar siap menyambut kehadiran adik bayi

Mencukupi gizi ibu dan anak

Saat hamil, ibu perlu mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Perbanyak makan sayur dan buah agar kebutuhan gizi terpenuhi. Jangan lupa konsumsi lauk pauk yang beragam terutama protein hewani. 

Untuk mencegah anemia, ibu hamil bisa mengkonsumsi tablet tambah darah. Tablet ini bisa dikonsumsi selama kehamilan hingga masa nifas. 

Usahakan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kolostrum pada ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi penyakit. 

Gunakan garam ber-iodium agar pertumbuhan dan perkembangan bayi terjaga. Hal ini bisa juga untuk mencegah bayi lahir cacat. 

Penuhi ASI eksklusif selama 0-6 bulan. Setelahnya, ASI bisa diberikan semau bayi hingga 23 bulan ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Jangan lupa jaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kecacingan. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan alas kaki saat ke luar rumah. 

Baca Juga: Orang tua perlu tahu, ini 6 tanda-tanda awal autisme pada anak

 

Melengkapi imunisasi dasar lengkap anak

Pastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk mencegah stunting. Imunisasi dasar lengkap rekomendasi dari IDAI di antaranya.

  • Imunisasi Hepatitis B
  • Imunisasi Polio 0
  • Imunisasi BCG
  • Imunisasi difteri, perusis, dan tetanus (DPT) 
  • Imunisasi penumokokus (PCV)
  • Imunisasi rotavirus monovalen.
  • Imunisasi rotavorus pentavalen.
  • Imunisasi influenza.
  • Imunisasi Imunisasi MR/MMR.
  • Imunisasi Japanese encephalitis (JE).
  • Imunisasi Varisela.
  • Imunisasi Hepatitis A.
  • Imunisasi Tifoid polisakarida.
  • Imunisasi Human papiloma virus (HPV) khusus anak perempuan.
  • Imunisasi Dengue

Tiap imunisasi memiliki jadwal pemberian yang berbeda. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan jadwal pemberian vaksin tersebut.  

Baca Juga: Mudah diterapkan, begini 4 cara tepat menenangkan bayi menangis

Memperbaiki sanitasi

Sanitasi yang baik dan bersih bisa mencegah stunting pada anak. Jaga kebersihan dan bangunan sumber air bersih.

Sebaiknya, lantai sumur kedap air atau diplester dan tidak retak. Bibir serta dinding sumur diplester dan pastikan sumur selalu ditutup. 

Jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah minimal 10 meter. 

Selalu gunakan jamban sehat yang tidak mencemari sumber air dan tanah. Pastikan lingkungan jamban bersih, sehat, dan tidak berbau. 

Jamban yang sehat tidak mengundang serangga seperti lalat, kecoa, dan serangga lain yang bisa membawa penyakit. 

Selanjutnya: Begini dampak buruk memarahi anak di depan umum, jadi setop kebiasaan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×