Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi alternatif pembelajaran selama pandemi Covid-19 berlangsung. Namun, orang tua perlu waspada potensi gangguan kesehatan mata anak kala PJJ.
Pembelajaran daring selama PJJ menggunakan gadget sebagai media penunjangnya. Meskipun membantu mendukung pembelajaran, memakai gadget terlalu lama bisa memengaruhi kesehatan mata.
Melansir laman Universitas Diponegoro (Undip), gangguan penglihatan anak bisa dipengaruhi beberapa faktor, seperti kebiasaan, kelainan bawaan, dan genetik.
Kebiasaan sehari-hari terlihat dengan dengan kebiasaan menggunakan gadget, terlebih saat pandemi seperti saat ini.
Menurut Dokter Spesialis Mata (Konsultan) Rumah Sakit Nasional Diponegoro dr Arnila Novitasari Saubig, penglihatan jauh dan dekat pada anak seharusnya seimbang.
Karenanya, guru dan orang tua perlu memberikan pemahaman tentang batasan waktu menggunakan gadget pada anak.
Baca Juga: Kisah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda
Durasi penggunaan gadget pada anak
Agar terhindar dari gangguan kesehatan penglihatan, orang tua perlu menerapkan berbagai batasan. Menurut dr Arnila, durasi penggunaan gawai yang berbeda tergantung dari usia anak.
Usia anak di bawah 3 tahun tidak dianjurkan menggunakan gadget. Namun, saat ini banyak anak-anak usia 3-4 tahun yang sudah mengikuti pembelajaran prasekolah. Hanya, penggunaan gadget dibatasi hingga 30-45 menit saja.
Untuk anak-anak usia TK maksimal menggunakan ponsel atau gawai lainnya adalah 60-90 menit. Sedangkan anak usia SD selama 3-4 jam.
"Jadwal anak-anak sekolah secara online saat ini sekitar 2 jam, ada jeda istirahat setengah jam, itu sudah cukup baik," kata dr Arnila.
Dan sisanya apakah boleh mainan gadget full? Sebaiknya kita batasi, mereka bisa beralih menonton TV atau bila ingin nonton YouTube dapat dipindahkan ke layar televisi yang lebih lebar,” ujar dia.
Dr Arnila menambahkan, sebaiknya anak-anak menggunakan komputer atau laptop saat belajar online. Sebab, jarak gawai dan mata cukup jauh yaitu 30-50 cm. Jarak tersebut bisa mengurangi kelelahan pada otot mata dan mencegah penggunaan kacamata.
"Sedangkan bagi anak-anak yang sudah berkacamata akan menjaga agar progresifitas tidak cepat. Ketika melihat dekat secara terus menerus apalagi dalam jangka waktu yang lama, otot-otot di mata bekerjanya kontraksi, ketika kita melihat jauh otot-otot tersebut berelaksasi” jelasnya.
Baca Juga: No 1 bukan ITB atau UGM, ini 25 Universitas terbaik Indonesia 2021 versi Webometrics
Cara menjaga kesehatan mata anak
Selain batasan durasi dan jarak pemakaian gadget, orang tua perlu memperhatikan hal-hal lainnya untuk menjaga kesehatan mata buah hati.
Salah satunya adalah konsumsi makanan bergizi yang menunjang kesehatan penglihatan. Makanan berwarna hijau atau oranye dan Omega 3 perlu dikonsumsi karena memiliki kandungan yang bisa merawat kesehatan mata.
Orang tua juga perlu waspada dengan kondisi mata anak terutama saat masih bayi atau bayi prematur. Perhatikan, apakah ada kelainan seperti menghindari cahaya, menangis saat melihat cahaya, atau tidak fokus dan tidak merespon terhadap mainan.
Perhatikan juga alergi yang muncul pada mata seperti mata merah dan bentol pada kelopak mata setelah anak mengucek mata dengan tangan. Tangan yang tidak bersih bisa menyebabkan alergi hingga menimbulkan mata merah dan benjolan.
Jika Anda menemukan kelainan pada mata anak, segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata atau pusat kesehatan.
Selain waspada dengan kelainan mata, dr Arnila mengingatkan, selama belajar daring atau PJJ, anak perlu dibatasi saat menggunakan gadget.
Sesuaikan durasi penggunaan dengan usia anak, layar gadget harus besar, jarak layar dengan mata harus dijaga, serta memenuhi nutrisi kesehatan mata.
Selanjutnya: Lowongan kerja terbaru di Honda Prospect Motor untuk lulusan Sarjana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News