kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya


Senin, 30 Mei 2022 / 16:16 WIB
Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya
ILUSTRASI. Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya dari Pakar UM Surabaya. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -Jakarta.  Akhir-akhir ini penyakit cacar monyet atau monkeypox menghebohkan masyarakat dunia. Pasalnya, penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis) tersebut menyerang beberapa negara Eropa dan Amerika. 

Hal ini tentu membuat negara lain termasuk Indonesia harus waspada dengan penyebaran penyakit cacar monyet ini.

Virus monkeypox adalah anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan 'monkeypox'.  

Di Afrika, infeksi virus monkeypox telah ditemukan pada banyak spesies hewan, diantaranya monyet, tikus dan tupai.

Baca Juga: PPDB Jakarta 2022 SMA dan SMK, Ini Jalur, Syarat, dan Jadwal Kegiatannya

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus spesialis dermatovenereologist Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Yuli Wahyu Rahmawati menjelaskan tentang cara penularan virus cacar monyet. 

Virus ini dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi gigitan atau cakaran, pasien terkonfirmasi cacar monyet, atau bahan yang terkontaminasi virus termasuk pengolahan daging binatang liar.

“Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut. Penularan antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi,” jelas Yuli seperti dikutip dari situs UM Surabaya.

Gejala cacar monyet yang perlu diwaspadai

Menurut Yuli, tenaga kesehatan, orang yang tinggal serumah dan kontak erat lain merupakan orang yang berisiko tinggi. 

Penularan cacar monyet juga terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan. Penularan seksual masih belum jelas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan.

“Masa inkubasi interval dari infeksi sampai timbulnya gejala monkeypox biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari," ” katanya.

Gejala awal penyakit cacar monyet yang timbul diantaranya sebagai berikut ini:

  • Demam
  • Sakit kepala hebat
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) pada leher, ketiak, atau selangkangan.
  • Nyeri punggung,
  • Nyeri otot dan lemas

Baca Juga: Penyebab Perilaku Membenci Diri Sendiri yang Biasa Dialami Remaja & Cara Mengatasinya

Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit, biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. 

Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Monkeypox merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi. 

Kasus kematian akibat cacar monyet bervariasi namun kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.

Cara mencegah penularan cacar monyet 

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk monkeypox. Pengobatan yang ada saat ini lebih bersifat simptomatis dan suportif.

Meskipun demikian cacar monyet dapat dicegah salah satunya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
 
“Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik serta menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian yang sudah dipakai penderita,” jelas Yuli.

Baca Juga: Gelombang 31 Kartu Prakerja 2022 Dibuka, Ini Cara Daftarnya di www.prakerja.go.id

Upaya lain untuk mencegah penularan cacar monyet adalah menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat).

Sementara pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

  • Demam tinggi yang mendadak, 
  • Pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan
  • Menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.

“Terakhir untuk petugas kesehatan agar menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit,”pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×