kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penyebab Perilaku Membenci Diri Sendiri yang Biasa Dialami Remaja & Cara Mengatasinya


Senin, 30 Mei 2022 / 13:46 WIB
Penyebab Perilaku Membenci Diri Sendiri yang Biasa Dialami Remaja & Cara Mengatasinya
ILUSTRASI. Penyebab Perilaku Membenci Diri Sendiri yang Biasa Dialami Remaja & Cara Mengatasinya.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Banyak remaja, khususnya mahasiswa, yang memiliki kecenderungan menyalahkan atau membenci diri sendiri alias self hatred karena tekanan. 

Sebelum mengetahui bagaimana cara mengatasi kecenderungan ini, mahasiswa perlu memahami apa itu self hatred

Airlangga Self Space memperkenalkan dan membagi cara menghentikan self-hate melalui acara bertajuk Overcoming Self-Hatred: Why You Hate Yourself And How To Stop Doing So

Menurut Savira Anjani, psikolog klinis anak, remaja, dan dewasa muda, yang merupakan pembicara utama acara tersebut, self-hatred adalah perasaan bersalah, tidak cukup, tidak mampu, dan rendahnya kepercayaan diri yang terjadi secara berkelanjutan.

Baca Juga: Dibuka Hari Ini, Simak Cara Mengajukan Akun PPDB Jakarta 2022 Jenjang SMA dan SMK

"Jadi, kalau cuma sesekali, itu belum self-hatred. Tapi kalau berkelanjutan, durasinya lama, panjang, itu baru kita self-hatred," katanya, seperti dikutip dari situs Universitas Airlangga (Unair).

Penyebab kecenderungan self-hatred

Savira, yang juga Co-founder pelayanan konseling @deepsmalltalk itu juga menyebutkan, pengalaman masa kecil yang traumatis bisa menjadi salah satu penyebab dari perilaku self-hatred. 

Pengalaman traumatis yang dapat menyebabkan perilaku membenci diri sendiri tersebut termasuk perundungan, diabaikan orangtua, hingga kekerasan dalam rumahtangga.

"Kita terbiasa ngerasa enggak pantes, ngerasa nggak berharga. Kita dicuekin, lah, kita enggak didengar, kita dikritik terus-terusan. Kita sudah terbiasa ngerasa kaya gitu," terang Savira.

Faktor lain yang menjadi penyebab dari self hatred adalah kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. 

Akibatnya, sesorang akan merasa tidak cukup dengan dirinya, dan sulit menghargai diri sendiri apa adanya. Padahal, orang lain belum tentu lebih baik dari dirinya sendiri. 

"Cuma karena kita selalu banding-bandingin, kita enggak bisa menghargai sebenarnya kita tuh juga cantik, pintar, berprestasi, dan lain-lainnya," tegasnya.

Baca Juga: Gelombang 31 Kartu Prakerja 2022 Dibuka, Ini Cara Daftarnya di www.prakerja.go.id

Self-hatred juga membuat seseorang memiliki konseptualisasi diri yang buruk. Selain itu, orang yang berada dalam kondisi self-hatred rentan terhadap gangguan psikologis lainnya, seperti stres dan depresi. 

"Kita jadi underestimate ourselves (merendahkan diri sendiri), gitu," ujar Savira.

Menurut Savira, cara menghentikan kebiasaan membenci diri sendiri bisa dimulai dari hal sesederhana membiasakan menerima pujian, sampai hal lebih kompleks seperti self-compassion

"Kita benci sama diri sendiri karena kita terlalu keras sama diri kita sendiri. Nah, self-compassion itu kebalikannya: kita memaafkan diri sendiri. Kita sedikit lebih lembut lah sama diri sendiri," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×