kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada, obesitas dapat memicu radang sendi dini


Jumat, 02 Agustus 2019 / 13:44 WIB
Waspada, obesitas dapat memicu radang sendi dini


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Penyakit sendi mungkin menjadi salah satu penyakit yang disepelekan oleh banyak orang. Padahal, Data Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat, prevalensi penyakit sendi di Indonesia mencapai 7,3%.

Osteoarthritis (OA) atau radang sendi pun adalah penyakit sendi yang umum terjadi. Salah satu penyebabnya adalah obesitas. Sebab, sendi yang paling sering mengalami OA adalah pada bagian lutut.

Baca Juga: Misteri tubuh manusia: 8 alasan kenapa Anda punya dagu berlipat

Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dr. Deasy Erika, Sp. KFR menguraikan penjelasannya. Dia mengatakan, pada saat kita berdiri lutut menanggung beban 6-7 kali berat badan.

Sehingga jika berat badan kita mencapai 100 kilogram, lutut harus menahan beban sekitar 600-700 kilogram. "Itulah mengapa obesitas menjadi salah satu penyebab terjadinya OA pada usia dini." Demikian dikatakan Deasy dalam peluncuran kampanye terbaru Jointfit di Pacific Place, Jakarta, Kamis (1/8).

Gaya hidup masyarakat saat ini memang menyebabkan sebagian orang di usia muda sudah menderita obesitas. Beberapa aktivitas di antaranya banyak bermain games yang menyebabkan terlalu banyak duduk, bekerja seharian di kursi, konsumsi makanan cepat saji berlebih, hingga jarang berolahraga.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya memicu OA pada lutut, tapi juga area lainnya seperti pinggang, bahu, dan leher. "Semua tergantung posisi kita saat melakukan aktivitas kerja. Misalnya duduk bungkuk di depan komputer juga bisa kena OA pinggang atau leher," kata dia.

Baca Juga: Hindari kebiasaan begadang sambil main ponsel, ini risiko bagi kesehatan

OA harus dicegah sedini mungkin, agar tidak terjadi kecacatan. Sebab, jika hal itu sampai terjadi, yang terdampak tidak hanya fisik melainkan juga kehidupan sosial dan ekonomi seseorang.

OA memiliki tingkatan dan bisa terjadi bertahap. Fase OA akut bisa berlangsung selama dua minggu, fase sub-akut bisa berlangsung mulai dua minggu hingga tiga bulan, dan lebih dari tiga bulan masuk fase kronik.

"Keadaan akut harus segera diatasi agar tidak masuk kondisi kronik. Kalau sudah fase kronik bisa sampai depresi karena merasa hidup tidak lagi berguna," kata dia.

Cegah OA dari sekarang   

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah menjaga berat badan tetap ideal. Deasy menyebutkan, salah satu penelitian di Amerika Serikat menemukan, Indeks Massa Tubuh (BMI) seseorang pada usia 20-29 tahun bisa menjadi faktor prediksi kesehatan seseorang di masa depan.

Baca Juga: Waspada, minuman manis picu kematian dini, ini alasannya

"Kalau BMI ada di obesitas grade I, hati-hati bahwa di usia 30 tahun sudah mengalami OA," ucap Deasy.

Hal terpenting adalah, upayakan untuk terus bergerak agar bisa mempertahankan berat badan ideal. Mengingat OA sering menyerang lutut, disarankan melakukan olahraga untuk menguatkan otot kaki.

Seperti sepeda statis atau latihan menggunakan leg press. Untuk orang-orang yang banyak menghabiskan waktu bekerja di balik meja, usahakan melakukan peregangan setiap dua jam sekali.

Baca Juga: Wow, ternyata kopi bisa bantu turunkan berat badan

Lalu, mereka pun disarakan untuk berjalan-jalan selama 10 menit agar bisa menggerakkan tubuh. Kamu juga bisa melakukan latihan quadriceps dalam posisi duduk.

Caranya, dalam posisi duduk, luruskan kaki 90 derajat dengan telapak kaki lurus terhadap betis. Lalu, tekan lutut ke bawah. "Itu latihan untuk penguatan quadriceps. tiga set dengan 10 repetisi," kata Deasy. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Obesitas Bisa Picu Radang Sendi Dini ", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×