kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah! BBM Ron rendah ternyata bisa ganggu pernafasan


Rabu, 25 November 2020 / 10:32 WIB
Wah! BBM Ron rendah ternyata bisa ganggu pernafasan
ILUSTRASI. Petugas SPBU Coco 4150201 Jalan Ahmad Yani Semarang melayani konsumen, Rabu (6/10). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah saatnya masyarakat meninggalkan BBM Ron Rendah seri Premium karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina mengatakan, selain dapat mengganggu lingkungan, BBM oktan rendah seperti premium akan membuat pembakaran di dalam mesin kendaraan menjadi tidak sempurna.

Ini terjadi, kata Adnan, karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar hanya hanya karena tekanan mesin bukan karena percikan api dari busi.

Akibatnya, selain menjadikan mesin mengelitik juga membuat banyak BBM terbuang dan menjadi emisi hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan nitrogen dioksida melalui knalpot.

"Bahaya BBM beroktan rendah seperti Premium akan mencemari lingkungan, yang pada ujungnya akan berdampak pula pada kesehatan manusia," ungkap Adnan dalam keterangannya Selasa (24/11).

Baca Juga: Pertamina sediakan pinjaman modal hingga Rp 200 juta, ini syarat dan caranya

Apalagi di jalanan yang padat kendaraan. Adanan menilai hal itu akan berisiko menyebabkan gangguan pernafasan.

Karena itu, langkah pemerintah bersama Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar ron tinggi, seperti Pertamax, sangat bagus untuk mengurus dampak buruk polusi.

Penggunaan BBM ron tinggi, seperti Pertamax, kata dia, maka risiko  pencemaran lingkungan yang hilirnya berdampak pula pada kesehatan manusia akan semakin rendah.

"Jadi, sangat tepat kebijakan untuk terus edukasi publik untuk tidak lagi menggunakan premium," ungkap dia.

Sementara, pengamat otomotif Jusri Pulubuhu menambahkan, jika terus diedukasi maka secara perlahan dampak buruk BBM oktan rendah akan disadari masyarakat. Begitu juga secara perlahan publik akan menyadari dampak positif menggunakan BBM Ron tinggi.

Untuk itu, pemerintah disarankan tak ragu untuk mulai sepenuhnya menyalurkan BBM Ron tinggi.  Pemerintah sebenarnya hanya perlu melakukan stop produk BBM oktan dan cetane rendah.

Sudah saatnya, lanjut dia, masyarakat menggunakan BBM ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga, dampak buruk terhadap lingkungan juga lebih kecil, dibanding bahan bakar oktan rendah.

"Hanya saja pemerintah perlu mempercepat, agar program ini terealisasi dengan cepat," ungkapnya.

Menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Premium bisa memicu penyakit mematikan seperti kanker.

Konsumsi BBM oktan rendah bisa memicu berbagai penyakit, termasuk kanker.  BBM oktan rendah akan membuat pembakaran di dalam mesin menjadi tidak sempurna. Ini terjadi, karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar hanya karena tekanan mesin bukan karena percikan api dari busi.

Berdasar riset KPPB bersama  Universitas Indonesia (UI), rata-rata air seni masyarakat Jakarta mengandung polysiclic aromatic hydrocarbons (PAH) 2.200 mg kreatinin.

Angka tersebut, lanjut Safrudin sangat tinggi karena standar World Health Organizazation (WHO) hanya memperbolehkan 500 mg kreatinin.

Selain itu, di dalam urine juga ditemukan benzene yang juga sangat tinggi, yaitu 8,9 mg. Angka tersebut jauh di atas standar WHO, yaitu maksimal hanya boleh 0,3 mg kreatinin.

Baca Juga: Ini ciri khusus SPBU Pertamina yang jual BBM Pertalite seharga Premium

Dari temuan KPPB, PAH dan benzene pada urine masyarakat Jakarta tersebut berasal dari pencemaran hidrokarbon kendaraan bermotor. Jadi sangat wajar jika angka penderita kanker di Jakarta tinggi dan terus meningkat.

Tak hanya kanker, berbagai penyakit lain yang tak kalah berbahaya, juga mengintai. Selain itu, karbon monoksida yang dihasilkan juga bersifat racun dan nitrogen dioksida memicu penyakit paru-paru.

Temuan lain, bahaya BBM beroktan rendah seperti Premium akan mencemari lingkungan, yang pada ujungnya akan berdampak pula pada kesehatan manusia.

Seperti mengganggu saluran pernafasan. Apalagi di jalanan yang padat kendaraan. Akan berisiko menyebabkan gangguan pernafasan. Yang punya risiko asma bisa lebih memicu asma, sampai jangka panjang adalah kanker paru-paru.

Karena itu, langkah pemerintah bersama Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar ron tinggi, seperti Pertamax, sangat bagus untuk mengurus dampak buruk polusi. Karena itu, Program Langit Biru perlu terus diperluas hingga ke daerah-daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×