kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Virus mirip virus corona sudah menyerang manusia di China sejak 2012


Selasa, 18 Agustus 2020 / 15:07 WIB
Virus mirip virus corona sudah menyerang manusia di China sejak 2012
ILUSTRASI. Virus mirip virus corona sudah menyerang manusia di China sejak 2012. REUTERS/Phil Noble


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asal mulasal virus corona baru sudah lama jadi perdebatan. Tapi, temuan baru yang berasal dari sebuah tesis menunjukkan, virus mirip virus corona sudah menyerang manusia sejak 2012 di China..

Melansir International Business Times, Dr Jonathan Latham dan Dr Allison Wilson, ahli ilmu virus dan biologi molekuler, yang menerjemahkan tesis Dr Li Xu dari Kun Ming Medical University pada Mei 2013 mengungkapkan temuan itu.

Dalam tesisnya, Dr Li menuliskan telah merawat 6 orang yang sakit setelah membersihkan kotoran kelelawar di Mojiang Copper Mine di Provinsi Yunnan pada 2012. Orang-orang itu menunjukkan gejala demam tinggi, batuk kering, badan terasa sakit, dan pusing.

Semua gejala mirip dengan gejala klinis orang yang terjangkit virus corona baru.

Hal yang sama juga berlaku pada cara perawatannya. Dr Li mengatakan dalam tesisnya, pekerja tambang diberi ventilator, steroid, dan berbagai jenis obat lainnya. Bahkan 3 dari 6 orang yang sakit itu dikabarkan meninggal.

Baca Juga: 3 tanaman dalam ruangan untuk kesehatan, tertarik?

Dr Li kemudian melakukan beberapa tes saat pekerja tambang tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan. Tes tersebut meliputi DBD, HIV, dan hepatitis. Dia juga berkonsultasi dengan spesialis lain di China, termasuk Dr Zhong Nanshan, pahlawan saat wabah SARS di 2003.

Latham dan Wilson mengatakan, hal tersebut bisa diartikan bahwa 6 pekerja tambang yang sakit merupakan sesuatu yang penting. Selain itu, penyebab Covid-19 dan SARS mirip.

Dr Li lalu mengirimkan sampel jaringan pekerja tambang yang sakit ke Wuhan Institute of Virology, di mana para peneliti menemukan infeksi mirip Chinese furous horseshoe bat yang dipakai untuk tesis.

Saat itu, Dr Shi Zhengli terlibat dalam penelitian virus kelelawar di Wuhan Lab. Hasil penelitian Dr Shi menunjukkan, virus RaTG13 atau virus kelelawar memiliki kemiripian dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, sebanyak 96,2%.

Baca Juga: 3 manfaat makanan yang mengandung curcuma

Latham dan Wilson percaya, RaTG13 telah berkembang menjadi SARS-CoV-2 setelah menginfeksi pekerja tambang.

Edward Holmes, ahli ilmu virus lainnya, beranggapan, perbedaan 3,8% antara RaTG13 dan SARS-CoV-2 cukup penting. Butuh waktu 20-50 tahun evolusi untuk berkembang menjadi spesies baru.

Namun, Latham dan Wilson berargumen, virus sudah memiliki inang yang tepat untuk berevolusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×