Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Dalam waktu singkat, sistem kekebalan tubuh disibukkan dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh uap pada paru-paru," lanjut Mieses yang juga menambahkan bahwa ini membuat tubuh jauh lebih sulit untuk melawan pathogen, seperti virus corona.
Senada dengan Mieses, menurut Robert Jackler, ketua departemen otolaringologi di Stanford Medicine, hal itu terjadi, karena vape menekan respons kekebalan paru-paru, meningkatkan keparahan dan durasi infeksi pernapasan lainnya seperti bronkitis, influenza, dan pneumonia. “Vape diduga dapat menunda pemulihan, seperti halnya perokok yang batuk setelah flu atau virus corona," kata Jackler.
Baca Juga: Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bisa dengan meditasi lo
Meskipun kami masih belajar bagaimana vape dapat memengaruhi risiko seseorang untuk terinfeksi Covid-19, para pakar kesehatan menduga hal tersebut mengikuti pola yang mirip dengan infeksi pernapasan lainnya.
2. Membuat paru-paru kesulitan mendapatkan oksigen
Covid-19 menyebabkan paru-paru terangsang dan membengkak, yang kemudian membuatnya lebih sulit untuk menyerap oksigen. Jackler mengatakan, infeksi dapat mengurangi kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen hingga sekitar 50%. Seseorang yang sehat dapat menggunakan oksigen tambahan dan sembuh dari infeksi. Tetapi, jika kemampuan paru-paru sudah berkurang karena merokok atau vape, akan sulit mendapatkan oksigen dan sembuh.
Baca Juga: Simak 5 tips meningkatkan imun tubuh agar terbebas dari wabah virus corona
"Kemampuan tubuh untuk menahan kerusakan di paru-paru - sangat dipengaruhi oleh riwayat merokok dan vape," kata Jackler.
Ini dapat menempatkan pengguna vape pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi Covid-19 yang lebih serius.
3. Asap vape dapat menyebarkan virus
Ketika seseorang menggunakan vape, mereka menarik napas dari perangkat, uapnya bercampur dengan sekresi di paru-paru, tenggorokan dan hidung, kemudian mereka meniupnya. "Ada dua hal yang ada di udara - ada tetesan dari kandungan vape, tetapi telah terkontaminasi oleh sekresi dari dalam paru-paru yang mungkin kaya dengan virus," kata Jackler.
Inilah bagian yang memprihatinkan tentang semua ini. Virus corona sebagian besar menyebar melalui tetesan pernapasan yang dikeluarkan ketika orang berbicara, batuk atau bersin. Tetesan pernapasan cukup besar, sehingga gravitasi mampu menarik tetesan ke bawah, karena itu tetesan tersebut tidak bertahan lama di udara.
Baca Juga: Anda insomnia? Ini cara alami mengatasi susah tidur
Tetapi aerosol yang dilepaskan dalam asap vape sangat kecil, sehingga mereka dapat bertahan di udara lebih lama. "Jika seseorang baru saja menggunakan vape di sebuah ruangan kecil, terutama dengan salah satu perangkat bertenaga tinggi, sekresi paru-paru mereka sendiri dapat melayang di udara selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam setelah mereka melepaskan asap," kata Jackler.