kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.431.000   15.000   0,62%
  • USD/IDR 16.693   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.620   -80,44   -0,92%
  • KOMPAS100 1.182   -10,18   -0,85%
  • LQ45 847   -9,87   -1,15%
  • ISSI 310   -3,01   -0,96%
  • IDX30 434   -7,32   -1,66%
  • IDXHIDIV20 502   -8,12   -1,59%
  • IDX80 132   -1,25   -0,94%
  • IDXV30 137   -3,01   -2,15%
  • IDXQ30 138   -2,16   -1,54%

Vaksin Covid-19 1 dan 2 Kurang Efektif Lawan Omicron, Cegah dengan 6 Langkah Ini


Senin, 27 Desember 2021 / 07:59 WIB
Vaksin Covid-19 1 dan 2 Kurang Efektif Lawan Omicron, Cegah dengan 6 Langkah Ini
ILUSTRASI. Dua dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin Pfizer-BioNTech kurang efektif dalam mencegah varian Omicron.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin Pfizer-BioNTech kurang efektif dalam mencegah varian Omicron dibandingkan dengan varian virus sebelumnya. Itu merupakan hasil studi terkini. 

Sebelumnya, studi juga menunjukkan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm lemah terhadap varian Omicron. Namun, para peneliti percaya suntikan vaksin dosis ketiga atau booster akan meningkatkan sistem imun terhadap varian virus baru B.1.1.529 atau Omicron yang dapat mencegah keparahan penyakit. 

Melansir CNBC, Senin (13/12/2021) studi pra-cetak di MedRxiv yang dilakukan para peneliti dari Oxford University ini menguji sampel darah beberapa orang, 28 hari setelah mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin tersebut. 

Ketika varian Omicron dimasukkan ke sampel tersebut, para peneliti melaporkan penurunan substansial dalam antibodi penetral untuk melawan Covid-19 dibandingkan dengan pembentukan respons sistem imun yang terlihat di varian sebelumnya. 

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan 5 Gejala Utama Varian Omicron, Ini Daftarnya

Riset ini mencatat bahwa beberapa penerima vaksin gagal menetralisir virus, sehingga berpotensi akan mengakibatkan peningkatan kasus pada mereka yang sudah divaksinasi lengkap, maupun infeksi ulang pada penyintas Covid-19. 

Para peneliti juga mengatakan, hal itu mungkin dapat terjadi meski saat ini tidak ada bukti bahwa varian Omicron berpotensi menyebabkan penyakit parah, rawat inap atau kematian. 

Kepala Medical Sciences Division di Oxford University sekaligus penulis utama studi, Gavin Screaton mengatakan, bahwa temuan tersebut menandakan siapapun yang berkesempatan mendapatkan vaksin dosis ketiga harus segera menerimanya. 

Baca Juga: Kasus Omicron di Indonesia Capai 46, Satu di Antaranya Nakes Wisma Atlet




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×