kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Usus yang Sehat Meringankan Gejala Kecemasan?


Selasa, 12 Desember 2023 / 14:10 WIB
Usus yang Sehat Meringankan Gejala Kecemasan?
ILUSTRASI. Kesehatan usus mempengaruhi tingkat kecemasan.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KESEHATAN USUS -  Usus yang sehat bisa meredakan gejala kecemasan, benarkah? 

Kesehatan usus mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Baca Juga: Tak Ingin Sedih Berkepanjangan! 5 Cara Mengobati Patah Hati

Mengutip EatingWell, hasil penelitian menunjukkan seberapa besar dampak mikrobioma terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Usus yang sehat baik untuk jantung, sistem kekebalan tubuh, dan penurunan berat badan. 

Menariknya, hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara susu dengan kesehatan mental. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menjaga kesehatan usus bisa menjadi kunci melawan gejala kecemasan dan depresi. 

Penelitian 

Tim peneliti dari Pusat Kesehatan Mental Shanghai di Fakultas Kedokteran Universitas Shanghai Jiao Tong mencari tahu apakah kecemasan benar-benar dapat diredakan melalui pengaturan bakteri usus seseorang. 

Mereka meninjau 21 penelitian yang relevan – 14 di antaranya mengatur bakteri usus melalui suplementasi probiotik, sementara enam dari tujuh penelitian lainnya menggunakan metode non-probiotik, seperti menyesuaikan pola makan partisipan.

Penelitian yang menggunakan probiotik hanya terbukti efektif pada sepertiga kasus, namun penelitian yang mengatur bakteri usus melalui pola makan menunjukkan efektivitas sebesar 86%. 

Perubahan pola makan terutama berasal dari peningkatan asupan serat melalui suplementasi, atau mengikuti diet rendah FODMAP.

Penulis penelitian percaya bahwa metode intervensi non-probiotik lebih efektif daripada menggunakan probiotik karena pola makan memiliki dampak yang lebih beragam pada mikrobioma usus (dibandingkan mengonsumsi suplemen yang hanya mengandung beberapa jenis bakteri).

Mereka juga mencatat bahwa uji coba ini bisa jadi terlalu singkat – sebagian besar hanya berlangsung satu atau dua bulan – agar suplemen probiotik dapat secara signifikan meningkatkan jumlah bakteri baru dalam tubuh.

Baca Juga: Sering Cemas, Ini Tanda-Tanda Usus Kotor dan Cara Mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×