Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Hasbi Maulana
Demi menjaga dan menjamin kualitas vaksin corona mulai dari bahan baku dan lainnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China. LP POM MUI juga akan melaksanakan audit halal.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menegaskan bahwa harga vaksin corona dari Bio Farma tak akan memberatkan pemerintah, di kisaran Rp 200.000 per dosis.
"Surat resmi oleh Sinovac menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan harga vaksin corona. Salah satu faktornya adalah tergantung pada investasi pada studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar," jelasnya.
Baca Juga: Indonesia butuh 320 juta dosis vaksin virus corona, ini perhitungannya
Demikian juga dengan penentuan harga vaksin Covid-19 di Indonesia, Honesti menegaskan Bio Farma mengikuti prinsip-prinsip yang ada. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin Covid-19 ini, tidak dapat disamakan.
Adapun Kimia Farma belum bisa memerinci bagaimana target distribusi vaksin G42 Uni Emirat Arab ke Indonesia.
Melansir catatan sebelumnya, saat ini vaksin G42 tengah dalam proses uji klinis tahap 3 di UEA. Indonesia juga sudah mendapatkan komitmen untuk mengimpor vaksin corona dari G42, Uni Emirat Arab sebanyak 10 juta vaksin di tahun ini.
"Hingga saat ini Kimia Farma terus melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak mitra terkait dengan vaksin corona tersebut," jelas Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno.
Jikalau nanti vaksin sudah diimpor, KAEF juga telah menyiapkan infrastruktur rantai dingin (Cold Chain) untuk distribusi.
"Kami pada prinsipnya siap untuk mendistribusikan melalui seluruh cabang distributor kami yang tersebar di seluruh Indonesia dan dalam proses distribusi sesuai dengan regulasi," jelasnya.
Emiten pelat merah lainnya yakni PT Indofarma Tbk (INAF) telah menyiapkan armada distribusi rantai dingin serta produksi jarum suntik.