kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Turunkan Angka Penyakit Tidak Menular Melalui Pendekatan Pengurangan Risiko


Kamis, 07 April 2022 / 22:58 WIB
Turunkan Angka Penyakit Tidak Menular Melalui Pendekatan Pengurangan Risiko
ILUSTRASI. Merokok merupakan salah satu faktor risiko penyebab penyakit tidak menular


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan konsep pengurangan risiko (harm reduction) dinilai penting dan mendesak demi menurunkan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia serta dampaknya yang serius.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sejumlah penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kanker, kardiovaskuler, dan jantung menyumbang sebesar 66% angka kematian di Indonesia.

Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) Dimas Syailendra menyebutkan, penurunan prevalensi penyakit tidak menular dan dampaknya memerlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga masyarakat.

Hal ini bertujuan untuk mengenal dan menyadari faktor pemicu penyakit tidak menular serta menyampaikan informasi terkait cara-cara mengurangi risiko terhadap penyakit tersebut dan implementasinya.

Baca Juga: Ini Teh yang Efektif Menurunkan kolesterol Jahat dan Gula Darah Tinggi

“Tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular ini tak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat akan penyebab penyakit dan cara-cara untuk mengurangi risiko dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, mari kita jadikan Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada bulan ini untuk membangun kembali kesadaran akan faktor pemicu dan aksi pengurangan risikonya,” ujar Dimas dalam keterangannya, Rabu (6/4).

Menurut Dimas, terlepas dari sebaik apapun sarana kesehatan di suatu negara, konsep pengurangan risiko, yang mengedepankan metode pencegahan dengan menerapkan pola hidup minim risiko, akan jauh lebih efektif dalam menjaga taraf kesehatan dan angka harapan hidup masyarakat. “Kita tahu bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati,” tegasnya.

Salah satu perilaku pengurangan risiko yang bisa diterapkan adalah dengan berhenti merokok. Seperti diketahui konsumsi rokok, yang melalui proses pembakaran, memicu terbentuknya beragam senyawa kimia berbahaya yang berpotensi menimbulkan beragam penyakit.

Merokok merupakan salah satu faktor risiko penyebab penyakit tidak menular. Kendati demikian, Dimas menyadari bahwa berhenti merokok secara total bukan merupakan sebuah hal yang mudah dilakukan.

Baca Juga: Tanpa Obat dan Olahraga, Ini Cara Alami Menurunkan Gula Darah buat Penderita Diabetes



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×