Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Kasus Omicron di Indonesia terus mendaki. Kenali gejala awal varian yang gampang menular itu. Apalagi, berbeda dengan gejala awal varian Delta yang lebih mematikan.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, kebanyakan pasien varian Omicron yang dirawat di tempat ia bertugas, RS Persahabatan, menunjukkan gejala batuk dan nyeri tenggorokan.
Gejala awal varian Omicron berbeda dengan varian Alpha, Beta, dan Delta. Setelah terpapar ketiga varian itu, mulanya pasien akan mengalami demam. Hal itu tidak dirasakan oleh pasien Omicron.
"Berbeda dengan Alpha, Beta, Delta, biasanya entry point-nya 90 persen demam. Di rumahsakit kami, demam hanya 18 sampai 20 persen untuk pasien Omicron," kata Erlina.
Baca Juga: Peringatan Pemerintah: Siap-Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 dalam Waktu Singkat
"Kemudian, juga tidak ada sesak, tidak ada yang butuh oksigen. Artinya, tidak ada krusakan pada paru-paru," ungkap dia.
Erlina menjelaskan, hal itu terjadi lantaran terjadi relokasi tempat perkembangbiakan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi pada varian Omicron di saluran napas atas.
"Jadi, enggak sampai ke bawah. Kalau sampai, sedikit saja (kasusnya), enggak sampai 20 persen. Itu mengapa gejalanya hanya ringan-ringan saja. Gejala yang khas batuk, nyeri tenggorokan, atau tenggorokan gatal," ujarnya.
Sehingga, Erlina berpesan, jika masyarakat merasakan gatal dan nyeri tenggorokan juga batuk, segera memeriksakan diri.
Gejala sedang hingga berat
Baca Juga: Hasil Pemeriksaan WGS di Jakarta: 90% adalah Varian Omicron