kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suara Petasan Bisa Berakibat Fatal Pada Bayi, Simak Penjelasan Dosen UM Surabaya Ini


Senin, 01 Mei 2023 / 16:19 WIB
Suara Petasan Bisa Berakibat Fatal Pada Bayi, Simak Penjelasan Dosen UM Surabaya Ini
ILUSTRASI. Suara Petasan Bisa Berakibat Fatal Pada Bayi, Simak Penjelasan Dosen UM Surabaya Ini.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Beberapa waktu lalu, meninggalnya seorang bayi berusia 38 hari di Gresik Jawa Timur karena bunyi petasan membuat heboh publik. 

Bayi pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah dikabarkan kaget dan sempat mengalami kejang hingga sulit bernapas usai sang bayi mendengar ledakan petasan. 

Kondisi bayi semakin memburuk hingga sampai akhirnya mengembuskan napas terakhir di RS Muhammadiyah Lamongan.

Gina Noor Djalilah Dosen Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan suara petasan atau ledakan memiliki ambang batas yang sangat berbahaya pada organ pendengaran khususnya pada organ-organ vital seperti otak, jantung, paru dan lainnya.

Baca Juga: Gelombang 1 UTBK SNBT 2023 Sebentar Lagi Mulai, Ini Dokumen yang Wajib Dibawa Peserta

“Pada suara petasan memiliki frekuensi 150-175 desibel sedangkan pada manusia ada di batas 30-90 desibel,”ujar Gina, dikutip dari situs UM Surabaya. 

Suara petasan sebabkan kerusakan otak 

Gina menyebut tekanan yang terlalu besar melampaui batas dapat merusak dengan mensensitisasi batang otak yang juga memiliki banyak fungsi seperti pusat pernapasan, pendengaran, dan pengaturan suhu.

Sehingga selain pendengaran yang terganggu, tekanan yang besar yang dihasilkan dari suara petasan dapat menjadi faktor pencetus apabila bayi memiliki kelainan sejak lahir misal penyakit jantung bawaan, kejang saat bayi dan lainnya.

“Jadi, penyebab dari pecah pembuluh bukan menjadi faktor penyebab utama dan harus dilihat faktor-faktor pendukung lainnya dari bayi,” tambahnya.

Baca Juga: Mau Ikut Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN Tahun 2023? Ini Syaratnya

Suara keras dari petasan belum tentu menjadi penyebabnya, namun bisa menjadi pemicu awal terjadinya kondisi tersebut.

Gina juga mengungkapkan, pada bayi masih terdapat reflek moro atau refleks kaget yang bisa muncul saat suara keras terjadi. Ia menyebut, bayi berusia di bawah 60 hari rentan mengalami cedera kepala.

Terakhir, Gina menghimbau agar para orang tua lebih aware terkait permainan yang digunakan anak-anak saat bermain, hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada kasus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×