Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Peneliti kemudian menguji dugaan mereka bahwa HRV menghambat SARS-CoV-2 dengan memicu respons imun bawaan sel. Para peneliti kemudian mengulang eksperimennya menggunakan molekul yang menghalangi efek interferon.
Hasilnya, molekul tersebut berhasil memulihkan kemampuan SARS-CoV-2 untuk bereplikasi pada sel yang terinfeksi HRV. “Penelitian kami menunjukkan bahwa rhinovirus manusia memicu respons imun bawaan dalam sel epitel pernapasan manusia, yang menghalangi replikasi virus COVID-19, SARS-CoV-2,” kata penulis senior dalam studi itu, Prof. Pablo Murcia.
Ia mengatakan, hal ini berarti respons kekebalan akibat infeksi virus flu biasa bisa memberikan perlindungan sementara terhadap SARS-CoV-2 yang berpotensi memblokir penularan dan mengurangi keparahan.
Baca juga: Efek vaksin Covid-19 jadi lebih baik karena 4 hal ini
Simulasi matematika
Peneliti kemudian melakukan perhitungan simulasi matematika untuk memprediksi bagaimana jumlah infeksi HRV yang berbeda memengaruhi penyebaran SARS-CoV-2 dalam sebuah populasi.
Hasilnya, jumlah infeksi baru SARS-CoV-2 berbanding terbalik dengan jumlah infeksi HRV. Artinya, jika virus flu biasa menjadi cukup luas dan persisten, maka untuk sementara ini bisa mencegah penyebaran SARS-CoV-2.
Dalam peneitian yang terbit di The Journal of Infection Diseases ini, para peneliti menunjukkan, sistem kekebalan mungkin telah berevolusi untuk memungkinkan HRV mereplikasi dan menularkan ke inang baru. Di sisi lain, virus mencegah infeksi virus yang lebih parah yang berpotensi mematikan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Ini Temukan Kemungkinan Virus Flu Biasa Hambat SARS-CoV-2",
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Selanjutnya: 4 Cara mudah meningkatkan daya tahan tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News