kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stres selama kehamilan bisa turunkan peluang untuk memiliki bayi laki-laki


Selasa, 22 Oktober 2019 / 22:35 WIB
Stres selama kehamilan bisa turunkan peluang untuk memiliki bayi laki-laki
ILUSTRASI. Stres selama kehamilan bisa turunkan peluang untuk memiliki bayi laki-laki.


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek stres selama kehamilan tak main-main. Selain membahayakan kesehatan ibu dan bayi, belum lama  ini para peneliti menemukan bahwa stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran saat hamil bayi laki-laki, sehingga akhirnya lebih banyak bayi perempuan yang dilahirkan. 

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, menyoroti dampak stres fisik dan psikologis pada bayi saat dalam kandungan. Para peneliti menganalisis kesehatan dan gaya hidup 187 wanita hamil, berusia 18 hingga 45 tahun. 

Baca Juga: Berbahaya bagi manusia, Thailand larang glifosat dan dua bahan pestisida lainnya

Hampir 17% dari peserta melaporkan tingginya tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang dirasakan, sementara 16% mengalami stres fisik, seperti tekanan darah tinggi setiap hari dan asupan kalori yang lebih besar. Sisanya adalah perempuan sehat. 

Setelah membagi peserta ke dalam kelompok berdasarkan tingkat stres dan penyebabnya, para peneliti melihat indikator stres psikososial, fisik, dan gaya hidup. 

Para wanita hamil menerima kuesioner, memberikan buku harian, dan menjalani tes fisik setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa wanita hamil memiliki peluang lebih rendah untuk memiliki bayi laki-laki ketika mengalami stres fisik ataupun psikologis. 

Lebih banyak anak perempuan dilahirkan selama penelitian, dengan rasio laki-laki dan perempuan 4:9 untuk ibu yang mengalami stres fisik dan 2: 3 untuk kelompok yang mengalami tekanan psikologis. 

Baca Juga: Kepala RSPAD Gatot Soebroto dokter Terawan bakal jadi Menkes

"Para peneliti lain telah melihat adanya pola ini setelah pergolakan sosial, seperti ketika terjadi serangan teroris 9/11 di New York, setelah itu jumlah kelahiran bayi laki-laki relatif menurun," kata Catherine Monk, pemimpin peneliti dan profesor psikologi medis di Columbia University Vagelos. 

"Penelitian telah menunjukkan, bahwa laki-laki lebih rentan terhadap lingkungan prenatal yang tidak baik, terlihat dari perempuan yang sangat stres punya kemungkinan lebih kecil untuk melahirkan bayi laki-laki, bahkan tak jarang tanpa mengetahui bahwa mereka hamil," tambahnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×