kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stres juga picu kolesterol jahat


Rabu, 02 Maret 2016 / 13:30 WIB
Stres juga picu kolesterol jahat


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tingginya kadar Kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Umumnya orang mengetahui penyebab Kolesterol tinggi karena konsumsi makanan yang tinggi lemak. Padahal, tidak selalu demikian. 

"Ada orang gemuk, tapi Kolesterol enggak tinggi. Ingat, kadar Kolesterol yang dipengaruhi makanan itu hanya sepertiga. Dua per tiganya justru dipengaruhi pikiran, misalnya stres," terang dokter spesialis saraf Rocksy Fransisca seusai acara Pfizer Press Circle di Jakarta, Selasa (1/3). 

Rocksy menjelaskan, saat stres, otak akan memroduksi hormon kortisol. Hal itulah yang bisa menyebabkan Kolesterol tinggi, tanpa banyak makanan berlemak. Menurut Rocksy, fakta ini menepis anggapan, bahwa orang kurus lebih kecil kemungkinannya meningkatkan Kolesterol jahat dibanding orang gemuk. 

Tingginya Kolesterol jahat tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan jantung, tetapi juga otak. Kolesterol tinggi bisa menjadi pencetus serangan stroke. Kolesterol jahat dalam darah lama-kelamaan akan membentuk plak yang meyumbat pembuluh darah di otak. 

Kadar Kolesterol harus dikendalikan dengan menjaga pola makan sehat, seperti menghindari banyak makan gorengan. Kemudian melakukan olahraga teratur dan menghindari stres. 

"Jadi jangan cuma mengatur makanan sehat saja, jangan banyak pikiran yang membuat stres," kata Rocksy. 

Menurut Rocksy, pada orang tua sebaiknya rutin periksa kadar Kolesterol setiap enam bulan sekali atau tiga bulan sekali bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×