Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WHO menetapkan varian B.1.1.529 alias varian Omicron sebagai variant of concern pada 26 November 2021. Apa saja mitos dan fakta seputar Omicron.
"Banyak banget mitos yang beredar seputar Covid-19 varian Omicron. Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan infeksi penyakit tersebut," sebut akun Facebook Kementerian Kesehatan, dikutip Selasa (8/2).
Tapi, apakah mitos tersebut benar? Yuk, kita faktanya, melansir akun Facebook Kementerian Kesehatan.
Mitos: Omicron hanya menimbulkan gejala ringan
Fakta: Meskipun penuyebarannya lebih cepat, gejala Omicron tidak separah varian Delta. Tapi bagi lansia, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi tetap berpotensi kematian.
Baca Juga: PM Selandia Baru: Omicron Tidak akan Jadi Varian Terakhir, Ini Belum Berakhir
Baca Juga: Penelitian Kemenkes, Ini Bukti Manfaat Vaksin Covid-19 Saat Kasus Omicron Melonjak
Mitos: Vaksin tak mempan lumpuhkan Omicron
Fakta: Vaksin menjadi proteksi terbaik melawan Omicron. Data menunjukkan, 60% pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia belum pernah divaksinasi.
Mitos: Orang yang belum divaksinasi tidak akan bergejala parah akibat Omicron
Fakta: Orang yang belum divaksinasi justru yang paling rentan tertular Omicron. Pasien Omicron di rumahsakit kebanyakan yang belum vaksin.
Mitos: Omicron tak bisa menginfeksi orang yang sebelumnya pernah terkena Covid-19
Fakta: Orang yang pernah positif Covid-19 juga bisa terkena Omicron. Vaksin sangat dianjurkan untuk menghindari gejala parah.
Mitos: Penggunaan masker tak bisa cegah penularan Omicron
Fakta: Pencegahan terbaik dari tertular Omicron adalah disiplin protokol kesehatan, termasuk memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas, serta vaksinasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News