Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Detak jantung atau kelistrikan pada jantung dapat diukur dengan irama jantung. Umumnya, irama jantung dapat dibedakan menjadi irama normal dan irama abnormal.
Salah satu kondisi irama jantung yang abnormal adalah aritmia. Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang berupa detak jantung yang tidak normal, tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat.
Kondisi ini terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik. Seringkali gangguan aritmia ini tidak disadari oleh pasien dan dapat berakibat fatal yang dapat mengakibatkan penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit katup jantung, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada November, Siloam Hospitals mengadakan seminar kardiologi dengan tema "Advances Clinical in Cardiology", Sabtu (10/12) lalu.
Baca Juga: Sebelum Parah, Cegah Nyeri Sendi dengan Nutrisi Khusus
Seminar ini dihadiri oleh spesialis kardiologi ternama yang tergabung di dalam jaringan rumah sakit Siloam, antara lain dari Siloam Lippo Village, Siloam Kebon Jeruk, Siloam TB Simatupang, RS Jantung Diagram, Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) dan Siloam Agora.
Seminar ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan medis ternama seperti Zuellig Pharma, Pfizer, PT Nugra Karsera, Dipa Pharmalab, Medtronic, PT Philips Indonesia Commercial, PT Hogy Medical Sales, dan PT Ariandra.
Topik-topik yang akan dibawakan dalam seminar ini antara lain adalah All About Aritmia: Sign, Symptoms and Treatment; Advanced Health Failure; New Procedures in Cath Lab; New Procedures for Chronic Venous Insufficiency; dan Advance Management on Cardiac Surgery.
Narasumber untuk topik All About Aritmia: Sign, Symptoms and Treatment, Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP (K) menyampaikan, salah satu tindakan yang dapat membantu pasien yang mengalami aritmia adalah dengan menggunakan alat pacu jantung. Alat ini, tambah dia, dapat membantu pasien aritmia dengan irama jantung yang lambat untuk dapat aktif kembali.
"Teknologi alat pacu jantung telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya, sehingga dapat menghindari ketidak-nyamanan pasca-pemasangan alat pacu jantung, dan makin bermanfaat untuk kualitas hidup jangka panjang dari penderira aritmia," kata dia.
Sehubungan dengan aritmia, dr. Leonardo Paskah Suciadi, SpJP, FIHA, FESC, dalam topik Advanced Health Failure juga mengatakan, sekitar 10-15 % penderita gagal jantung tergolong sebagai stadium lanjut yang ditandai dengan gejala persisten terapi standar obat-obatan tidak responsif atau tidak dapat ditolerir.
Baca Juga: Ini Cara Terbaik Agar Terhindar dari Keguguran Kandungan
Kondisi ini, lanjutnya, berkaitan dengan angka kematian yang tinggi yaitu sekitar 70-80 % dalam 1 tahun. Pilihan terapi untuk gagal jantung lanjut meliputi transplantasi jantung atau implan pompa jantung artifisial (left ventricular assist device/LVAD).