Penulis: Novianti Siswandini
KONTAN.CO.ID - Lanjut usia merupakan masa yang rentan terhadap berbagai macam gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang sering menyerang lansia adalah demesia.
Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demesia merupakan sindrom penurunan fungsi kognitif. Sindrom ini memengaruhi banyak hal seperti penurunan kemampuan mengingat, berpikir, memahami sesuatu, menghitung, hingga bahasa.
Biasanya, penurunan fungsi kognitif tersebut didahului atau disertai dengan penurunan kontrol emosi, motivasi, dan perilaku sosial. Demensia bisa terjadi akibat berbagai penyakit atau cedera yang memengaruhi otak penyandangnya, seperti Alzheimer atau stroke.
Demensia bisa menyerang orang dengan cara yang berbeda, tergantung pada penyakit atau kepribadian orang tersebut. Tapi, ada tiga tahap demensia yang sudah terdeteksi.
Baca Juga: 11 Stasiun kereta api buka layanan vaksinasi gratis, ini syarat dan ketentuannya
Tahap pertama atau tahap awal merupakan tahap demensia yang sering diabaikan. Gejalanya meliputi sering lupa waktu, lupa terhadap sesuatu, dan mudah tersesat di tempat yang sebelumnya sangat familiar.
Tahap kedua atau tahap menengah ini gejalanya menjadi lebih jelas. Orang tersebut akan lupa tentang peristiwa yang baru saja terjadi, lupa nama, sulit berkomunikasi dan bertanya pertanyaan yang sama secara berulang.
Di tahap ketiga atau tahap akhir, gejela demensia menjadi lebih jelas lagi. Orang tersebut sudah tidak menyadari waktu dan tempat, sulit mengenali keluarga dan kerabat, sulit berjalan, dan agresi.
Sindrom ini tidak hanya melelahkan bagi penyandangnya saja lo, tapi juga pengasuh atau keluarga penyandang. Dampak demensia bagi penyandang dan pengasuhnya bisa berupa fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi.
Selanjutnya: Ini dia cara cepat atasi luka akibat gigitan kucing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News