Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan penambahan kasus virus corona varian Omicron di Indonesia sebanyak 27 kasus.
Melansir Kompas.com, dengan penambahan tersebut, total ada 46 kasus Omicron di Tanah Air hingga Minggu (26/12/2021).
“Saat ini Sebagian besar telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso," ujar Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi.
Banyak yang bertanya-tanya, seperti apa gejala virus corona varian Omicron?
Melansir Kompas.com, gejala varian virus corona Omicron tidak jauh berbeda dengan varian Covid-19 umumnya seperti demam, sakit kepala, batuk dan kehilangan penciuman.
Saat ini varian baru Covid-19 Omicron menjadi salah satu yang mendapat perhatian dunia. Mengutip dari Goodhousekeeping tes paling awal menunjukkan bahwa varian Omicron tidak menunjukkan gejala yang parah di mana pasien tak perlu memakai ventilator.
Gejala varian Omicron
Sejumlah laporan mengatakan bahwa infeksi Omicron cenderung menyebabkan gejala kelelahan, dan nyeri tubuh. Gejala ini lebih banyak muncul dibandingkan kehilangan rasa maupun kehilangan penciuman.
Kepala Eksekutif Royal Society for Public Health Christina Marriot, mengatakan bahwa bukti yang berkembang menunjukkan bahwa mereka yang telah mendapat dua dosis vaksin biasanya menunjukkan gejala yang tidak parah.
Baca Juga: WHO mengatakan varian omicron dapat mengubah arah pandemi Covid-19
“Penting bagi orang yang telah divaksinasi penuh untuk tetap waspada terhadap gejala seperti pilek, dan dites jika mereka tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena penyakit ini,” ujarnya dikutip dari Independent.
Berikut ini sejumlah gejala Omicron dirangkum dari sejumlah sumber:
1. Sakit kepala
Sakit kepala bisa menjadi salah satu gejala Covid-19 varian Omicron. Berdasarkan studi gejala oleh Zoe Covid (covid.joinzoe.com) yang didanai oleh pemerintah Inggris, menunjukkan bahwa sakit kepala bisa muncul sebagai gejala awal dan ini sebenarnya gejala yang lebih umum.
Dari studi ini menemukan bahwa sakit kepala akibat Covid-19 cenderung nyeri sedang hingga berat. Kemudian bisa sakit kepala berdenyut, menekan dan menusuk dengan terjadi di kedua sisi kepala.
Sakit kepala biasanya bisa berlangsung lebih dari tiga hari dan cenderung sulit dihilangkan dengan obat penghilang rasa sakit.
2. Pilek
Zoe menemukan bahwa pilek merupakan gejala kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala. Zoe menyebut saat angka Covid-19 tinggi maka kemungkinan pilek karena Covid-19 juga tinggi.
Namun mereka menekankan ketika tingkat Covid-19 rendah maka pilek kemungkinannya pilek lebih mungkin disebabkan karena memang alergi atau penyakit lainnya.
Cukup sulit menyebut pilek sebagai gejala definitif umum utamanya selama musim dingin.
3. Bersin
Studi Zoe menemukan bahwa bersin biasanya lebih menjadi tanda Covid-19 pada orang yang sudah divaksin. Meskipun mereka menekankan bahwa bersin lebih mungkin sebagai tanda pilek atau alergi. Sehingga bersin bukanlah gejala yang umum.
Baca Juga: Varian Omicron lebih cepat menular dari Delta, selalu terapkan protokol kesehatan
4. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan pada Covid-19 biasanya cenderung lebih ringan dan berlangsung tak lebih dari 5 hari. Sehingga apabila sakit tenggorokan lebih lama kemungkinannya dikarenakan sebab lain.
Data Zoe menunjukkan mereka yang terkena Covid-19 biasanya melaporkan sakit tenggorokan meskipun ini biasa terjadi pada orang dewasa.
5. Kehilangan penciuman
Selama ini kehilangan penciuman menjadi indikator terkuat infeksi Covid-19. Namun hal ini kemungkinan berubah, sehingga seseorang tak perlu kehilangan indra penciumannya sepenuhnya ketika terinfeksi.
Adapun sejumlah ahli meyakini kehilangan penciuman dan atau rasa tidak terjadi pada pasien Omicron
6. Batuk terus menerus
Batuk terus-menerus selama ini disepakati sebagai gejala utama pada Covid-19. Batuk terus menerus berarti batuk berkali-kali dalam sehari selama setengah hari atau lebih.
Adapun pada Covid-19 biasanya adalah batuk kering dan jarang berupa batuk berdahak. Batuk terus-menerus biasanya tiba sekitar beberapa hari setelah sakit dan biasanya berlangsung selama empat atau lima hari.
7. Kelelahan
Mengutip dari IndiaTimes gejala Omicron mirip dengan varian sebelumnya, yakni Omicron dapat menyebabkan kelelahan atau kelelahan ekstrem. Seseorang mungkin merasa lelah, mengalami energi yang rendah dan mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk beristirahat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kelelahan mungkin timbul dari alasan lain dan masalah kesehatan juga. Sehingga untuk memastikan Anda perlu melakukan tes untuk memastikan kondisi.
Baca Juga: WHO mengatakan varian omicron dapat mengubah arah pandemi Covid-19
8. Tenggorokan gatal
Menurut dokter Afrika Selatan, Angelique Coetzee, individu yang terinfeksi Omicron mengeluhkan tenggorokan "gatal" daripada sakit tenggorokan. Meski demikian gatal yang terjadi serasa tidak biasa. Sehingga gatal tenggorokan lebih menyakitkan.
9. Demam ringan
Pada varian Omicron demam yang terjadi memiliki efek yang tidak bertahan lama dibandingkan varian sebelumnya. Menurut Coetzee varian menginduksi suhu tubuh dengan ringan sehingga tubuh bisa perlahan pulih dengan sendirinya ketika mengalami demam.
10. Keringat malam
Pembaruan Departemen Kesehatan Afrika Selatan, Dokter Umum Unben Pillay menyarankan agar keringat malam dimasukkan sebagai gejala varian Omicron baru.
Keringat malam ini muncul dengan jumlah sangat banyak sehingga pakaian dan tempat tidur menjadi basah bahkan saat berbaring di tempat sejuk. Perlu dicatat, untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang terkena Covid-19 varian Omicron maka cara terbaik adalah dengan melakukan tes untuk memastikannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Gejala Varian Virus Corona Omicron, Apa Saja?"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News