Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurutnya, vaksin melalui hidung akan memberikan proteksi pada hidung sehingga virus tak mudah menginfeksi. Ia menjelaskan proteksi pada saluran hidung penting karena hidung adalah pintu masuk.
“Saluran napas hidung enggak punya proteksi sehingga si virus ini tetap dengan mudah masuk tubuh manusia dan menginfeksi. Idealnya kalau ada proteksi, maka dimulai dari saluran napas atas, jadi di pintu masuk hidung,” kata dia.
Ia mengaku optimistis dengan adanya perkembangan vaksin tersebut.
“Saat ini di China, Eropa, Amerika Serikat sudah mulai dikembangkan. kalau itu berhasil, saya optimistis tahun depan sudah ada vaksin yang sifatnya nasal protection, ini yang akan memberi peluang pada kita untuk tak perlu melakukan booster-booster seperti saat ini," katanya lagi.
Baca Juga: Gunakan Booster Vaksin Indovac, Jokowi Ajak Masyarakat Lengkapi Vaksinasi Covid-19
Dicky menambahkan, pada dasarnya vaksin untuk penyakit menular idealnya diberikan dengan pengulangan 5 atau 10 tahun.
Bahkan jika bisa, diharapkan berlaku seumur hidup sehingga bisa meringankan masyarakat dan tak membebani anggaran Namun Dicky mengingatkan, masyarakat harus menyadari bahwa vaksin yang ada saat ini memang efektif mencegah keparahan.
Namun perlu diketahui, vaksin hanya memiliki durasi proteksi yang singkat yakni rata-rata 6 bulan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Booster Kedua, sampai Kapan Masyarakat Harus Vaksin Covid-19?"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Sari Hardiyanto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News