kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Rokok tembakau versus vape, mana yang lebih berbahaya?


Jumat, 20 September 2019 / 15:51 WIB
Rokok tembakau versus vape, mana yang lebih berbahaya?
ILUSTRASI. CUKAI CAIRAN ROKOK ELEKTRONIK


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

Kemudian, Erlang menyampaikan bahwa meski begitu bahan berbahaya yang ada pada rokok konvensional tetap ada pada vape. Adapun bahan berbahaya yang ada di rokok konvensional dan ada pula di vape, yakni Paraamino hidrokarbon, metal, dan masih banyak lagi. 

Selain itu, berkaca pada kasus yang terjadi di AS, vape sedang diteliti bahan cairannya atau alat yang mengeluarkan uap air atau dikenal vaporizer. Hingga kini masih belum ada keputusan apa yang menyebabkan gangguan paru. 

Baca Juga: Waspadai hipertensi, penyebab kematian terbanyak nomor lima di Indonesia

"Ada kemungkinan dicampurnya cairan vape (liquid) dengan bahan THC (tetrahydrocannabinol) atau kannabis atau mariyuana yang mengandung cairan lemak yang kemudian tervaporasi menyebabkan gangguan pada paru," ujar Erlang.

THC merupakan senyawa psikoaktif dalam ganja yang bersifat memabukkan. Oleh karena itu, produk dengan kandungan THC dijual secara ilegal. 

Radang Paru 
Menurutnya, ada sejumlah gangguan yang diakibatkan dari pemakaian vape, seperti pneumonia atau radang paru yang disusul gangguan fungsi paru. Tak hanya itu, Erlang juga menjelaskan mengenai adanya kondisi tubuh saat perokok konvensional beralih ke vape. 

"Bila perokok tembakau (konvensional) beralih ke vape sebenarnya tidak ada perbedaan, karena nikotinnya tetap tercukupi. Bahkan, kalau pindah dari tembakau biasa ke vape justru lebih baik di tekanan darahnya lebih turun, fungsi paru lebih baik," ujar Erlang. 

Sementara, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) menyebutkan mayoritas pasien memiliki riwayat menggunakan vape yang berisi THC atau THC beserta nikotin. 

Baca Juga: Sebanyak 1,7 juta siswa di Malaysia terkena dampak kabut asap

Dari penelusuran CDC, belum dapat dipastikan penyebab spesifik penyakit tersebut, mereka juga belum mampu mengidentifikasi produk vape terkait dengan kasus tersebut. 

Tidak hanya CDC, Erlang juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada studi atau penelitian mengenai bahaya kesehatan yang timbul dari penggunaan vape dalam jangka panjang, sebab vape tergolong masih baru di era sekarang. (Retia Kartika Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rokok Tembakau Vs Vape, Mana yang Lebih Berbahaya?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×