Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Opini yang menyatakan bahwa penggunaan rokok elektrik seharusnya dilarang dibantah melalui hasil penelitian terbaru dari University College London, Inggris.
Dalam penelitian tersebut, rokok elektrik dinilai mampu menjadi salah satu alternatif bagi para perokok dan bahkan dapat menjadi solusi berhenti merokok.
Peneliti dari University College London menganalisis hasil survei Smoking Toolkit Study yang telah dilakukan selama10 tahun; survei tersebut menyajikan data mengenai kegiatan merokok, dan penggunaan rokok elektrik di antara 18.000 orang dewasa di Inggris.
Selain itu, peneliti juga mengambil data dari National Health Service yang berisi angka berhenti merokok.
Dari penelitian tersebut, seperti dikutip situs medicalnewstoday.com dua pekan silam, peneliti mendapatkan hasil bahwa orang-orang yang menggunakan rokok elektrik justru pada akhirnya berhenti merokok sama sekali.
“Pemerintah harus menyadari bahwa rokok elektrik memiliki risiko yang jauh lebih rendah dan dapat membantu perokok menghilangkan kebiasaan buruk,” kata Professor John Britton dari Nottingham University School of Medicine.
Sejalan dengan University College London dan Nottingham University, institusi lain juga memberikan respon positif terkait rokok elektrik.
Pada September lalu, the Dutch National Institute for Health and the Environment (RIVM) menerbitkan laporan mengenai pengurangan dampak buruk tembakau dan produk tembakau alternatif, termasuk produk tembakau tanpa proses pembakaran (Heat-Not-Burn).
Laporan tersebut memberikan pandangan yang seimbang mengenai perdebatan rokok elektrik dan menyatakan bahwa rokok elektrik dan produk tembakau yang tidak menggunakan proses pembakaran berpotensi memiliki risiko yang lebih rendah dari rokok biasa.