kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rokok dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona


Sabtu, 04 April 2020 / 14:43 WIB
Rokok dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona
ILUSTRASI. Merokok adalah aktivitas yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit virus corona baru.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Di Indonesia saja, pasien yang terinfeksi Covid-19 sudah melebihi 1.500 orang hingga awal April 2020. Melihat kondisi ini, orang-orang pun diminta untuk senantiasa menghindari setiap perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit akibat virus corona tersebut.

Kepala Kelompok Staf Medik (KSM) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto, Sp.P (K), menyampaikan merokok adalah aktivitas yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit virus corona baru. Bagaimana tidak, menghisap batang rokok tembakau membuat seseorang akhirnya berulang kali mendekatkan tangan ke mulut.

Tindakan itu tentu dapat meningkatkan risiko perpindahan virus dari tangan ke mulut. “Padahal yang disarankan kan menjauhkan tangan ke mulut untuk mencegah virus masuk ke dalam tubuh, ini (merokok) malah sengaja mendekatkan,” jelas dia kepada Kompas.com, Sabtu (4/4).

Baca Juga: Virus corona ikut jangkiti pasar rokok elektrik

Selain itu, dr. Yusup menjelaskan, merokok juga dapat memicu peradangan paru-paru dan mengganggu sistem imun sehingga membuat seseorang menjadi lebih rentan terjangkit virus corona. “Sudah ada banyak penelitian yang mengungkap bahwa fungsi imun di paru-paru bisa melemah akibat rokok dan merokok bisa memicu peradangan paru,” terang dia.

Merokok bisa picu dampak lebih buruk dr. Yusup menambahkan merokok bahkan bisa membuat seseorang lebih rentan untuk terinfeksi virus dengan dampak yang lebih buruk. Hal itu karena merokok mulanya bisa memicu penyakit kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) hingga penyakit jantung.

Sementara, pasien positif Covid-19 dengan penyakit kronis, kata dia, diketahui berisiko tinggi untuk menderita komplikasi lebih lanjut. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada puluhan pasien Covid-1 di Cina juga telah mengungkapkan, bahwa pasien yang memiliki riwayat merokok lebih rentan menderita pneumonia karena infeksi virus corona.

Baca Juga: Lebih dulu atasi corona, hari ini China berkabung mengenang para martir

Bagaimana dengan pengguna rokok elektrik?

Dr. Yusup menyampaikan pengguna rokok elektrik juga memiliki risiko yang tinggi terhadap komplikasi virus corona. Dampak penggunaan rokok elektrik mirip dengan kerusakan akibat rokok konvensional, yakni bisa memicu kanker, PPOK, dan penyakit jantung.

Bahkan, kata dia, rokok elektrik bisa lebih berbahaya ketimbang rokok tembakau karena kandungan zat nikotinnya bisa lebih banyak. Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta itu pun menganjurkan bagi siapa saja yang masih merokok untuk menghentikan kebiasaan itu sebagai upaya mencegah atau menghindari penularan virus corona.

“Wabah ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya,” jelas dr. Yusup. (Irawan Sapto Adhi)

Baca Juga: Simak cara membersihkan paru-paru untuk perokok aktif maupun pasif

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter: Rokok Dapat Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×