kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Risiko jika bayi lahir telat diberi ASI


Selasa, 02 Agustus 2016 / 20:22 WIB
Risiko jika bayi lahir telat diberi ASI


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mengingatkan agar setiap bayi baru lahir selalu diberikan air susu ibu (ASI), terutama dalam saju jam setelah kelahiran. UNICEF mengungkapkan lebih dari separuh bayi yang tidak diberi ASI saat baru lahir beriisko meningkatkan berbagai penyakit serius bahkan kematian.

Memberi ASI dalam saju jam setelah lahir sangat bermanfaat sebab ada nutrisi penting dan antibodi dalam ASI yang keluar. Selain itu, kontak kulit antara ibu dan anak dapat melindungi mereka.

Dilansir dari Foxnews, UNICEF menyatakan menunda menyusui 2 hingga 23 jam setelah melahirkan meningkatkan risiko bayi meninggal sebesar 40%. Sementara menunda 24 jam atau lebih meningkatkan risiko kematian hingga 80%.

Data yang dihimpun dari UNICEF mengungkapkan 77 juta bayi di seluruh dunia setiap tahunnya tidak diberi ASI dalam satu jam pertama kehidupan mereka. Sebanyak 130 juta bayi lahir setiap tahun yang artinya hampir setengahnya tidak mendapatkan ASI dalam kurun satu jam pertama kehidupan.

“ASI adalah vaksin pertama bayi. ASI menjadi perlindungan pertama dan terbaik terhadap penyakit yang dimiliki bayi,” ujar France B’Gin, penasihat nutrisi di UNICEF. Penundaan pemberian ASI pertama akan membatasi pasokan susu serta mengurangi kemungkinan pemberian ASI eksklusif. UNICEF sendiri menemukan berbagai hambatan yang membuat bayi tidak langsung diberi ASI.

Tenaga kesehatan menjadi faktor utama sebab tidak mempromosikan pemberian ASI awal. Petugas kesehatan juga cenderung kurang membantu para ibu untuk memberi ASI. Kondisi ini juga disebabkan oleh adat yang membuat bayi diberi susu formula dan jenis cairan yang lain. Padahal, jika bayi mendapatkan ASI eksklusif hingga berusia 6 bulan akan ada 800.000 jiwa yang diselamatkan setiap tahunnya.

Dampak bayi tidak diberi ASI ternyata sangat berisiko bagi kesehatan. Tahukah Mama bahwa di seluruh dunia sebanyak 43% bayi berusia kurang dari 6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif. Padahal, bayi yang tidak mendapatkan ASI sama sekali akan 14 kali lebih mungkin meningal dibanding bayi yang mendapatkan ASI.

(Niken-Tabloid Nakita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×