Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Kebanyakan remaja mungkin sedang mengalami fase quarter life crisis. Fase ini menimbulkan beberapa gejolak emosi yang bisa berpengaruh pada perilaku remaja.
Melansir dari Psychology Today, quarter life crisis biasa di alami oleh remaja umur 20an hingga menjelang 30an. Di masa-masa ini, remaja sering merasa gamang terhadap kehidupan serta masa depannya.
Tidak jarang remaja yang mengalami kondisi ini selalu mempertanyakan hal-hal di kehidupannya. Rasa ketakutan akan kegagalan pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan dan sosial menjadi salah satu pemicu stres pada fase peralihan ini.
Bahkan saking tidak tahan dengan quarter life crisis, remaja menjadi stres dan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mentalnya. Karenanya, remaja perlu mengantisipasi fase transisi ini.
Simak cara menghadapi quarter life crisis yang dihimpun dari The Muse dan HuffPost di bawah ini.
-
Quarter life crisis itu normal
Fase transisi ini sangat normal dialami oleh para remaja. Jadi, katakan pada diri kalian bahwa semua hal yang Anda rasakan itu normal.
Dalam proses quarter life crisis mungkin kalian akan merasakan beragam "keanehan". Yang semula hanya bertanggung jawab pada nilai pelajaran, sekarang banyak hal yang perlu dikerjakan.
Kerjakan semua hal tersebut perlahan dan nikmati prosesnya. Jika kalian merasa tertekan, tidak ada salahnya beristirahat sejenak untuk menenangkan diri.
Baca Juga: Calon mahasiswa, ini ketentuan pemeringkatan siswa oleh sekolah dalam SNMPTN 2021
-
Bahagian diri sendiri
Di masa quarter life crisis pasti kalian sering mendengar komentar-komentar sumbang. Tidak jarang komentar dan kritik yang diterima menyakitkan hati.
Hal tersebut sedikit banyak membuat remaja menjadi stres di masa transisi ini. Sering kali kritikan tersebut mempengaruhi kesehatan mental para remaja.
Tidak usah hiraukan komentar tersebut, sebaliknya manjakan diri kalian. Investasikan hal-hal baik untuk diri sendiri.
Kalian bisa mengikuti kursus pengembangan diri atau mulai merawat diri. Cara ini bisa membuat kalian lebih siap menghadapi dunia kerja atau lingkungan sekitar.