kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyeksi Kesehatan di 2024, Tren Biaya Medis di Indonesia Berpotensi Naik 13%


Sabtu, 17 Februari 2024 / 06:30 WIB
Proyeksi Kesehatan di 2024, Tren Biaya Medis di Indonesia Berpotensi Naik 13%
ILUSTRASI. Mercer Marsh Benefist menyapaikan soal tren kesehatan di Asia termasuk di Indonesia


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID - MMB Health Trends 2024 menemukan ada empat trend yang mendorong biaya perawatan kesehatan khususnya karyawan termasuk di Indonesia. Di Indoensia sendiri diyakini biaya medis akan tumbuh 13% pada tahun 2024 ini. 

Sebagai informasi, Mercer Marsh Benefit (MMB) merupakan bagian dari bisnis Marsh McLennan (NYSE:MMC). MMB menyediakan solusi untuk mengelola biaya, risiko karyawan, dan kompleksitas manfaat kesejahteraan karyawan

Berdasarkan laporan MMB Health Trends 2024 yang telah mensurvei sebanyak 223 perusahaan asuransi di 58 negara termasuk Indonesia menunjukan ada empat tren yang mendorong biaya perawatan kesehatan yang ditanggung perusahaan dan risiko yang dihadapi oleh bisnis. Tren pertama adalah, lebih dari separuh pasar mengalami peningkatan biaya  sebesar dua digit.

Baca Juga: Lagi Tren Puasa Intermiten: Ini Definisi dan 7 Manfaatnya

Dari media briefing yang membahas soal MMB Health Trends paling tidak ada 84% perusahaan asuransi di Asia percaya inflasi medis memiliki dampak signifikan atau sangat signifikan terhadap tingkat tren medis tahun 2023. Sementara itu, tren biaya medis di Indonesia diproyeksikan tumbuh 13 persen pada tahun ini.

Tren kedua, industri kesehatan menghadapi disrupsi dikarenakan kekurangan skill. Di samping itu, harus menghadapi tantangan pada digital healthcare yang masih dalam tahap awal. Ditemukan, paling tidak sekitar 70% perusahaan asuransi beharap AI bisa membantu diagnosis tahap awal dan atau navigasi tahap awal dalam lima tahun.

Tren ketiga, perusahaan asuransi merespon kebutuhan perusahaan dalam mengendalikan biaya kesehatan. Akan tetapi, 42% perusahaan asuransi ternyata belum memperbaharuibiaya deductible atau besaran biaya yang harus dibayar pemilik polis asuransi jika terjadi klaim. Selain itu juga belum memperbaharui pembayaran bersama dan tidak memiliki rencana untuk melakukan hal tersebut. 

Tren selanjutnya adalah terjadi kesenjangan manfaat antara kesejahteraan karyawan dalam kesehatn mental, kesehatan wanita dna juga inklusif berlanjut. Tercatat 56% perusahaan asuransi tidak menanggung masalah kesehatan mental, sosialisasi, dan kesulitan belajar anak-anak remaja dan keluarga. 

Selanjutnya: 10 Manfaat Lobak Putih untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Hari Ini (17/2) Hujan Lebat Dibarengi Petir di Provinsi Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×