kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Promosi laktasi di tempat kerja harus dianggap investasi


Selasa, 12 November 2019 / 14:55 WIB
Promosi laktasi di tempat kerja harus dianggap investasi
ILUSTRASI. susu Asi


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Di antara fakta itu adalah, pekerja perempuan dengan promosi laktasi di tempat kerja terbukti 8 kali lebih produktif mencapai target kerja, 6 kali lebih besar meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif, 51% memiliki kesehatan reproduksi yang lebih baik, dan 91% pekerja menyusui jarang absen.

Menurut Ray, tubuh pekerja perempuan yang berhasil memberikan ASI eksklusif lebih sehat, tidak mudah stres, penundaan haid lebih panjang, dan berat badan tidak naik drastis, sehingga potensi terdampak berbagai penyakit lebih kecil.

Selain itu, loyalitas pekerja perempuan pun turut terjaga. “Dengan status kesehatan lebih baik, produktivitas terjaga, seharusnya dilihat sebagai investasi perusahaan, bukan biaya,” katanya.

Baca Juga: Potensi maraknya popok batita milenial

Khusus terkait kebijakan pemerintah, Ray juga mengusulkan agar pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dapat segera menyusun petunjuk teknis yang lebih detail mengenai model promosi laktasi di perusahaan.

Apalagi, Presiden Joko Widodo dalam pelantikan para menteri Kabinet Indonesia Maju, 23 Oktober 2019, telah mengamanatkan pencegahan stunting dan gizi buruk sebagai salah satu fokus demi menciptakan sumber daya manusia maju dan unggul. “Selama ini rendahnya prevalensi ASI Eksklusif mendorong munculnya berbagai penyakit dan malnutrisi,” kata Ray.    

Rivanda Idiyanto, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi Ibu dan Anak (APPNIA) juga mendukung model promosi laktasi di tempat kerja. Menurutnya, beberapa perusahaan yang menjadi anggota APPNIA telah menerapkan model promosi laktasi.

Baca Juga: Kalbe Nutritionals gelar Prenagen Smart Sharing Pekan ASI

“Anggota kami juga menyiapkan ruang laktasi yang memadai dan higienis dan beberapa perusahaan di antaranya memberikan cuti melahirkan yang lebih panjang sampai dengan 6 bulan sebagai bentuk komitmen yang tinggi untuk mendukung keberhasilan ASI Eksklusif ,” kata Rivanda.

Beliau juga sepakat bahwa perusahaan harus menilai promosi laktasi sebagai sebuah investasi, bukan biaya. Rivanda mengakui, pekerja perempuan di perusahaan-perusahaan anggota maupun mitra APPNIA yang telah menerapkan promosi laktasi terbukti mampu mempertahankan produktivitasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×