kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pola gizi seimbang untuk mencegah malnutrisi


Senin, 24 September 2018 / 16:31 WIB
Pola gizi seimbang untuk mencegah malnutrisi
ILUSTRASI. Ilustrasi Kesehatan Makan Buah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ahli gizi menyerukan masyarakat untuk menempuh pola gizi seimbang agar terhindar dari berbagai penyakit akibat malnutrisi. Masyarakat juga diharapkan bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar terkait kandungan produk makanan dan minuman.

Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Marudut Sitompul menyatakan, semestinya informasi kandungan gizi sebuah produk disampaikan para ahli sehingga dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Salah satu contoh adalah polemik susu kental manis yang muncul akibat kesimpangsiuran informasi dari pihak yang kurang berkompeten tentang gizi.

Marudut menegaskan susu kental manis merupakan produk susu yang memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh seseorang.

“Produk seperti ini tidak hanya diakui di Indonesia, namun juga dunia,” kata Marudut melalui keterangannya, Senin (24/9). Namun, produk ini tidak disarankan sebagai satu-satunya sumber gizi bagi masyarakat.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia Ahmad Syafiq mengatakan susu kental manis aman dikonsumsi secara proporsional. Dalam hal ini, susu kental manis bisa saling melengkapi dengan jenis makanan lain guna memenuhi kebutuhan gizi seseorang.

Menurut dia, siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan. Namun perlu diingat, susu kental manis tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan dan bukan untuk menggantikan Air Susu Ibu.

“Susu kental manis boleh disajikan sebagai minuman, tetapi tentu untuk balita harus disesuaikan penyajiannya dan bukan sebagai asupan tunggal,” ujar Ahmad.

Hal ini penting karena data Kementerian Kesehatan pada 2015 dalam Survei Diet Total menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan pasokan energi.

Fakta ini belum termasuk kekurangan asupan gizi lain, sehingga konsumsi gula secara wajar tidak menjadi persoalan karena unsur makanan tersebut adalah sumber energi. Kondisi tubuh yang kekurangan energi justru berbahaya bagi tumbuh kembang anak.

Hal senada juga disampaikan Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) Hardinsyah. Menurut dia, masyarakat perlu bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, tidak panik dan meningkatkan pengetahuan mengenai gizi seimbang serta kebutuhan dan kecukupan gizi.

Informasi harus diperoleh dari ahli gizi yang kompeten. Berbagai pihak yang berkepentingan juga harus menghentikan penyampaian informasi yang dapat membingungkan masyarakat.

Menurutnya, keberadaan susu kental manis sampai saat ini masih menjadi pilihan keluarga bagi kebutuhan konsumsi susu di kalangan masyarakat.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×