Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Pertusis adalah batuk rejan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis. Gejala pertusis biasanya dimulai dengan pilek, hidung beringus, rasa lelah dan adakalanya demam parah.
Pertusis adalah penyakit yang biasanya menyebar di tempat padat penduduk dan biasanya dapat berupa epidemik pada anak. Epidemik adalah kondisi penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat melebihi keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu.
Dirangkum dari laman Health.nsw.gov.au, gejala pertusis tersebut lantas berlanjut menjadi batuk diikuti dengan tarikan napas besar atau “whoop”. Sehingga batuk rejan atau pertusis juga seringkali disebut sebagai whooping cough.
Baca Juga: Catat, Ini 5 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan oleh Wanita yang Sebaiknya Dipenuhi
Pertusis adalah penyakit yang dapat menginfeksi semua golongan umur. Adakalanya penderita pertusis muntah setelah batuk.
Jika menyerang anak kecil, pertusis kemungkinan dapat menyebabkan gejala yang lebih parah seperti badan membiru atau berhenti bernapas ketika serangan batuk dan mungkin perlu dibawa ke rumah sakit.
Namun, bagi penderita yang sudah dewasa, pertusis bisa menimbulkan batuk hingga berminggu-minggu. Lantas, seperti apa gejala pertusis dan bagaimana cara mengobatinya?
Baca Juga: Daftar Penyakit yang Ditanggung BPJS Kesehatan Tahun 2023, Apa Saja ya?
Gejala pertusis
Dirangkum dari laman Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah sejumlah gejala pertusis:
Gejala awal pertusis atau tahap 1
Gejala awal pertusis dapat berlangsung selama 1 hingga 2 minggu dan biasanya meliputi:
- Hidung meler atau tersumbat
- Demam ringan (kurang dari 100,4°F)
- Batuk ringan dan sesekali namun gejala pertusis ini tidak muncul pada bayi
- Apnea (jeda pernapasan yang mengancam jiwa)
- Sianosis (membiru atau ungu) pada bayi dan anak kecil
Pada tahap awal, gejala batuk rejan tampak seperti flu biasa. Oleh karena itu, dokter seringkali tidak mencurigai atau mendiagnosisnya hingga muncul gejala yang lebih parah.
Baca Juga: Jika Batuk Tak Kunjung Sembuh? Waspadai 5 Penyakit Ini
Gejala selanjutnya: tahap 2
Satu hingga 2 minggu setelah gejala pertusis pertama dimulai, orang dengan batuk rejan dapat mengembangkan paroxysms, serangan batuk yang cepat, keras, dan tidak terkendali.
Serangan batuk ini biasanya berlangsung 1 hingga 6 minggu, tetapi bisa bertahan hingga 10 minggu. Serangan batuk umumnya memburuk seiring dengan berlanjutnya penyakit.
Baca Juga: Daftar Vaksin yang Wajib Didapat Calon Pengantin Sebelum Menikah, Anda Sudah Dapat?
Serangan batuk dapat menyebabkan orang:
- Muntah selama atau setelah serangan batuk
- Merasa sangat lelah setelah batuk
- Kesulitan bernafas
Baca Juga: Jangan Lewatkan Imunisasi Dasar Lengkap & Wajib Diberikan pada Anak
Cara penularan pertusis atau batuk rejan
Cara penularan pertusis yakni melalui droplet atau cairan yang menetes saat penderita mengalami batuk atau bersin.
Jika tidak diobati, penderita pertusis dapat menularkan batuk rejan kepada orang lain sampai tiga minggu sejak terjadinya batuk.
Sementara, itu masa inkubasi pertusis biasanya sekitar tujuh hari sampai sepuluh hari, bahkan bisa sampai tiga minggu sejak seseorang terpapar pertusis baru muncul gejala.
Baca Juga: Catat! Ini 5 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Oleh Wanita
Cara mencegah tertular batuk rejan atau pertusis
Cara mencegah agar tidak tertular batuk rejan atau pertusis adalah dengan pemberian vaksin atau imunisasi secara tepat waktu. Biasanya, imunisasi pertusis dilakukan sejak anak masih bayi yakni pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), booster imunisasi pertusis diperlukan pada usia 1,5 tahun dan 5 tahun.
Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Ini Jika Mengalami Batuk yang Tak Kunjung Sembuh
Imunisasi pertusis adalah imunisasi wajib bagi bayi dan anak dalam program imunisasi nasional yakni imunisasi DPT atau Difteri, Pertusis, dan Tetanus.
Bagi bayi, biasanya memerlukan dua atau tiga kali imunisasi pertusis agar bisa terlindungi dari penyakit batuk rejan. Oleh karena ini, penting sekali bayi dijauhkan dari penderita batuk rejan agar tidak tertular.
Baca Juga: Berbayar! Ini harga booster Sinovac, Sinopharm, Pfizer, Novovax, Moderna & Janssen
Komplikasi penyakit pertusis
Dikutip dari laman State of Victoria, Department of Health and Human Services, komplikasi pertusis atau batuk rejan antara lain kejang, radang paru-paru, koma, radang otak, kerusakan otak permanen dan kerusakan paru-paru jangka pajang.
Sekitar satu dari setiap 200 anak berumur di bawah enam bulan yang terkena batuk kejang akan meninggal.
Baca Juga: Cek harga vaksin booster Sinovac, Sinopharm, Pfizer, Novovax, Moderna dan Janssen
Cara mendiagnosis dan mengobati pertusis atau batuk rejan
Biasanya cara yang dilakukan untuk mendiagnosis batuk rejan atau pertusis adalah dengan pengambilan sampel dari hidung (swab) atau tes darah.
Lantas, cara mengobati pertusis yakni menggunakan antibiotik khusus, biasanya azithromycin, erythromycin atau clarithromycin digunakan untuk merawat pertusis. Antibiotik ini dapat mencegah menularnya bakteri penyebab penyakit pertusis kepada orang lain.
Demikian penjelasan mengenai gejala pertusis atau batuk rejan, cara penularan, dan pengobatan pertusis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News