kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penyebab Skizofrenia, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegah Skizofrenia


Selasa, 27 Februari 2024 / 15:17 WIB
Penyebab Skizofrenia, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegah Skizofrenia
ILUSTRASI. Penyebab Skizofrenia, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegah Skizofrenia.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Gangguan kesehatan mental tidak boleh dilihat sebelah mata. Siapa saja bisa menderita gangguan kesehatan mental bahkan remaja dan anak-anak.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2023, gangguan kesehatan mental atau depresi merupakan masalah kejiwaan yang rentan terjadi pada remaja. 

Sebanyak 6,1% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental yang salah satunya adalah skizofrenia.

Baca Juga: Kenali 6 Faktor Penyebab Perasaan Tidak Enak Tanpa Sebab dan Mengatasinya

Psikolog sekaligus Dosen Prodi Psikologi (FPsi) Universitas Muhammadiyah (UMM) Uun Zulfiana, menjelaskan bahwa skizofrenia merupakan gangguan psikotik berupa disorientasi realita. 

“Kontak terhadap kenyataan berkurang atau bahkan tidak berfungsi jika gangguan tersebut terlampau parah,” Uun, dikutip dari situs UMM

Penyebab dan ciri Skizofrenia

Skizofrenia juga berdampak pada pemikiran, emosional, dan perilaku manusia. Jika ditelisik lebih dalam, gangguan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yakni: 

1. Faktor biologi. Jika seseorang mempunyai riwayat keturunan atau silsilah keluarga yang terdiagnosa skizofrenia, potensi keturunannya lebih besar mengidap gejala tersebut. Apalagi jika lingkungannya tidak mendukung. 

2. Faktor kepribadian diri sendiri. Artinya, bagaimana dia melakukan problem solving, melihat dirinya (self-esteemnya) apakah ia termasuk introvert atau extrovert. 

3. Faktor lingkungan atau psikososial yang meliputi ekonomi, sosial masyarakat dan lainnya

4. Penggunaan obat terlarang yang cukup lama, hal itu yang menyebabkan kerusakan otak dan bisa mempengaruhi skizofrenia

Uun juga memaparkan beberapa gejala atau ciri-ciri dari penderita skizofrenia yang perlu dipahami, diantaranya: 

  • Melakukan isolasi diri karena merasa mencapai agresif yang berlebihan. 
  • Amosionalnya tidak terkendali yaitu bisa sangat pasif seperti bermalas-malasan bahkah sebaliknya terlalu aktif. 
  • Secara kognitif munculnya disorientasi ketidaknyambungan mengenai waktu dan suasana, yang mana ia bisa mengartikan sesuatu menjadi tidak benar. 
  • Halusinasi atau delusi adalah gejala yang paling menonjol, dengan munculnya bisikan atau ajakan melakukan hal yang sebenarnya tidak dilakukan oleh orang normal. 

“Namun, seseorang yang memenuhi ciri seperti diatas tidak bisa langsung dilakukan diagnosa sebelum ciri tersebut menetap selama enam bulan secara persisten dan konsisten,” ujarnya. 

Baca Juga: Catat Manfaat Madu Bagi Kesehatan Tubuh, Simak 7 Hal Ini

Cara mencegah skizofrenia

Potensi kesembuhan pada pasien skizofrenia bergantung pada level gangguan. Artinya, banyak faktor yang mempengaruhi kesembuhannya. 

Semakin ia mudah mengalami gangguan dan sudah lama mengidapnya, maka kemungkinan penyembuhannya tidak bisa 100%. 

Namun, jika gangguan muncul saat usia tua dan terdeteksi dengan cepat, maka kemungkinan kesembuhannya lebih positif. Proses penyembuhan pasien bisa melalui sisi medis, fisiologis, dan psikoterapi dengan berbagai pendekatan.

Uun memberikan tips mencegah gangguan skizofrenia agar tidak terulang ke generasi penerus adalah dengan manajemen stres yang baik. 

Begitupun dengan proses relaksasi pikiran dengan refreshing dan menghindari faktor pemicu. 

“Langkah terbaik adalah menyelesaikan faktor pemicunya, namun jika tidak bisa lebih baik untuk menghindar,” tandasnya.

Uun berharap penderita Skizofrenia bisa lebih peka dengan keadaan ketika merasakan ciri atau gejalanya. 

“Jangan malu untuk bercerita tentang masalah yang sedang dialami kepada orang terdekat atau yang paling dipercaya, ” jelas UUn,

Anda bisa segera konsultasikan melalui gawai karena saat ini telah teknologi telah memudahkan berbagai hal yang membuat masyarakat bisa melakukan konsultasi dengan tenaga profesional dengan mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×