kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini


Minggu, 06 Agustus 2023 / 09:00 WIB
Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Saat ini cukup banyak masyarakat yang terserang penyakit jantung meskipun secara fisik dan usia mereka masih cukup muda. 

Anda mungkin pernah mendengar istilah "generasi jompo". Istilah ini merujuk kepada orang-orang yang masih muda, namun cepat lelah, pegal, bahkan sakit meski hanya beraktivitas sederhana. 

Kebanyakan orang yang memiliki label ini seharusnya fisiknya masih bugar, namun sudah familier dengan minyak angin, koyo, dan kurang bergerak termasuk olahraga, 

Bersumber dari situs Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Habibie Arifianto, dokter spesialis jantung Rumah Sakit UNS, mengatakan jika kebiasaan tersebut tidak baik untuk kesehatan jantung. 

Baca Juga: Waspadai, Gejala Klinis HIV, Kasus HIV Di Tangerang Raya Terbanyak Di Banten

Terlebih jika para generasi jompo tersebut memiliki kebiasaan merokok, nge-vape, dan terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan garam. 

“Di samping itu, juga menurunkan kebugaran dan kapasitas paru serta jantung sehingga lebih mudah ngos-ngosan,” kata dr. Habibie seperti dikutip dari situs UNS. 

Dia menambahkan jika jarang bergerak juga menyebabkan pengecilan masa otot rangka (muscle wasting) yang mengakibatkan keringkihan atau frailty. 

Jika sudah ringkih, kondisi ini bisa menyebabkan masalah di organ lainnya tidak hanya pada jantung. 

Generasi muda berisiko mengidap penyakit jantung

Dokter Habibie menjelaskan, kebugaran fisik memiliki kaitan dengan kesehatan jantung. Karenanya, orang muda yang jarang bergerak memiliki risiko terkena penyakit jantung. 

Ada banyak manfaat yang didapat jika mereka mau bergerak seperti berolahraga, yakni memperbaiki fungsi pembuluh darah sehingga bisa mencegah penggumpalan darah.. 

Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga bisa membantu menurunkan gula darah, tekanan darah, dan lipoprotein, yang merupakan faktor pemicu penyakit kardiovaskular. 

“Dengan inaktifitas fisik tentu saja tidak memperoleh benefit dari olahraga yang tadi sudah disebutkan,” imbuh dr. Habibie.

Lebih lanjut dokter yang juga alumnus Fakultas Kedokteran (FK) UNS tahun 2008 ini, mengingatkan bahwa penyakit jantung bukanlah penyakit umur. Jadi, generasi muda bisa masuk ke dalam kelompok risiko.

Generasi muda yang malas bergerak dapat mengalami tekanan darah tinggi, dislipidemia (kelainan metabolisme lipid), serta diabetes alias penyakit kencing manis.

Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab rasa kaku di tengkuk, pegal-pegal di seluruh tubuh, sering kencing, dan sakit-sakitan. Tidak heran jika para generasi jompo belakangan mengeluhkan gangguan tersebut.

Faktor penyakit jantung semakin meningkat bila mulai merasakan nyeri di bagian dada saat beraktivitas dan napas terengah-engah.

Dokter Habibie mengatakan para anak muda tersebut berisiko mengalami penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka terserang stroke dan kegagalan fungsi ginjal.

Baca Juga: Cara Membuat Darah Tinggi Bertekuk Lutut Lewat 14 Vitamin

Penyebab penyakit jantung di usia muda

Anak muda yang masuk dalam generasi jompo merupakan kelompok yang cukup unik. Mereka jarang bergerak dan suka rebahan tetapi betah bermain handphone dalam jangka waktu yang lama di malam hari.

Kebiasaan sebelum tidur tersebut akhirnya menimbulkan kebiasaan begadang, meski banyak dari mereka yang memilih bekerja di tengah malam karena pekerjaannya masih work from home atau merasa lebih produktif.

Dokter Habibie menjelaskan, begadang sebaiknya tidak dibiasakan karena tidak baik bagi kesehatan jantung. Kebiasaan buruk ini dikhawatirkan mengganggu irama alamiah tubuh atau ritme sirkardian.

“Saat istirahat, tubuh akan didominasi oleh sistem saraf parasimpatis, di mana biasanya jantung akan melambat sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak terlalu banyak,” jelasnya.

Disamping itu, begadang juga mempercepat laju jantung karena pengaruh dari sistem saraf simpatis. Hal ini meningkatkan faktor risiko independen penyakit kardiovaskular.

Cara mencegah penyakit jantung saat masih muda

Penting untuk diingat jika penyakit jantung semakin banyak menyerang orang-orang berusia muda. Padahal, penyakit ini dahulu hanya dialami oleh mereka yang berusia 40-60 tahun.

Maka dari itu, sebaiknya Anda memulai kebiasaan sehat supaya terhindar dari risiko terkena penyakit jantung di kemudian hari. 

Dokter Habibie memberi saran yang bisa Anda ikuti, yaitu memilih jenis olahraga yang tepat menurut prinsip frequency, intensity, time and type (FIIT).

“Frekuensi (olahraga) minimal empat kali per minggu. Intensitas moderat dengan target laju jantung saat olahraga 70-80 persen dari laju jantung maksimal 220 bergantung usia. Waktu 30-40 menit tiap olahraga. Dan, tipe olahraga aerobik lebih diutamakan,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×