kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentingnya Asupan Protein Hewani untuk Wujudkan Generasi Bebas Stunting


Minggu, 28 Agustus 2022 / 22:28 WIB
Pentingnya Asupan Protein Hewani untuk Wujudkan Generasi Bebas Stunting
ILUSTRASI. Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun (balita) masih menjadi tantangan besar untuk Indonesia. ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun (balita) masih menjadi tantangan besar untuk Indonesia.

Mengutip hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, angka prevalensi atau tingkat penyebaran stunting di Indonesia pada 2021 masih cukup tinggi yakni sebesar 24,4%. Angka itu memang menurun 6,4% dari 30,8% pada 2018.

Walau tingkat prevalensi kasus stunting di Indonesia kian menurun dalam beberapa waktu terakhir, sayangnya, penurunan angka stunting ini masih jauh dari target nasional yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 14% pada tahun 2024 mendatang.

Baca Juga: Anggaran Kesehatan 2023 Capai Rp 169,8 Triliun, Penanganan Pandemi Masih Dilanjutkan

Stunting menjadi masalah penting lantaran mempunyai efek jangka panjang yang berkontribusi pada produktivitas ekonomi dan pertumbuhan negara. Nah, salah satu pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memenuhi asupan protein hewani.

Ahli Gizi dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH mengatakan, setidaknya ada sebelas program pemerintah dalam upaya menurunkan tingkat stunting di Indonesia, tak terkecuali asupan protein hewani yang cukup sejak ibu hamil.

"Salah satu intervensi spesifik untuk menurunkan stunting yakni dengan memberikan makanan tambahan protein hewani pada anak usia bawah dua tahun (baduta)," terangnya dalam acara edukasi wartawan bertajuk Penuhi Asupan Protein Hewani, Sambut Generasi Bebas Stunting yang di gelar beberapa waktu lalu.

Ia memberi contoh, selain daging makanan tambahan protein hewani bisa dipenuhi dengan mengonsumsi satu butir telur setiap hari pada anak usia 6-23 bulan. Sementara untuk anak usia 12-23 bulan bisa diberikan satu kotak susu UHT setiap harinya.

Kenapa harus protein hewani? Fikawati menjelaskan, protein hewani memiliki zat gizi makro dan mikro, selanjutnya potein hewani juga mengandung zat gizi yang sulit ditemui di pangan nabati, serta zat mikro yang dikandung juga lebih mudah diserap oleh tubuh.

"Mutu protein juga bernilai tinggi dengan asam amino esensial lengkap ketimbang protein nabati dan kandungan anti-nutrient yang rendah," tambah Fikawati.

Selain itu, protein hewani pun mengandung insulin-like growth factor-1 (IGF-1) yang dapat meningkatkan tinggi badan. Temuan terbaru, katanya, protein hewani juga menurunkan risiko obesitas.

Lebih lanjut Fikawati menerangkan bahwa tubuh membutuhkan sebanyak 20 jenis asam amino, dimana 9 di antaranya adalah asam amino esensial yang harus didapatkan dari makanan. Fikawati bilang, protein hewani memiliki asam amino esensial yang lebih banyak dibandingkan dengan protein nabati.

Hanya saja, Fikawati mengungkapkan konsumsi susu dan makanan sumber hewani lainnya di negara berkembang masih sangat terbatas. Ia menuturkan, ada penelitian yang menyebutkan bahwa sebagian besar atau 87% anak-anak Indonesia usia 6-59 bulan mengonsumsi hanya biji-bijian, seperti nasi dan roti. Sedangkan, konsumsi telur, kacang-kacangan, dan sumber hewani masih rendah.

Baca Juga: Apa Itu Stunting dan Penyebabnya? Simak Penjelasannya di Sini

Direktur Corporate Affairs PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Rachmat Indrajaya juga menyampaikan hal senada. Rachmat menyatakan, saat ini tingkat konsumsi protein hewani per kapita Indonesia masih rendah dibanding negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Kata Rachmat, kasus stunting tak hanya ditemukan di daerah-daerah kecil, tapi juga ditemukan di perkotaan. Sehingga, Rachmat menyarankan calon ibu agar lebih memperhatikan lagi asupan hewani.

Sebagai perusahaan penyedia protein hewani, Rachmat menambahkan, Japfa Comfeed Indonesia terus berusaha untuk memberikan kualitas produk protein hewani yang apik dan harga yang terjangkau untuk masyarakat. Pihaknya juga terus mendukung program pemerintah untuk menekan kasus stunting Indonesia.

Manajemen JPFA juga konsisten dalam menjalankan program edukatif dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menjaga keseimbangan gizi, demi terwujudnya generasi Indonesia unggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×