Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas merokok telah menjadi salah satu sumber masalah kesehatan di Indonesia. Dalam menanggulangi hal tersebut, sosialisasi pengurangan bahaya tembakau melalui layanan telemedis dapat menjadi solusi alternatif apabila turut diperkuat dengan kebijakan dan dukungan dari pemerintah.
Konsep pengurangan bahaya tembakau menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko kepada perokok dewasa yang ingin berhenti merokok.
Diharapkan, mereka yang sulit berhenti merokok dapat beralih ke produk-produk yang telah menerapkan prinsip pengurangan bahaya dan terbukti secara ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus.
Baca Juga: Tukul Arwana pendarahan otak, ini penyebab, gejala, dan komplikasi yang diwaspadai
Head of Medical Community Alodokter Alni Magdalena mengatakan, pengurangan bahaya tembakau bisa dipadukan dengan layanan telemedis. Layanan ini memiliki peluang memperluas akses bagi perokok untuk mendapatkan program berhenti merokok yang berdasarkan bukti ilmiah.
Selain memberikan kemudahan dalam akses dan mengurangi biaya kesehatan, khususnya bagi perokok yang memerlukan kontrol yang rutin, telemedis juga dapat meningkatkan kualitas layanan dalam memonitor jadwal pemeriksaan lanjutan.
“Telemedis sebagai bagian dari teknologi kesehatan perlu adaptasi sesuai perkembangan zaman. Jadi, telemedis dapat digunakan untuk penanganan perilaku pengurangan bahaya,” kata Alni dalam keterangannya, Kamis (23/9).
Alni meneruskan, layanan telemedis dijadikan sebagai penilaian awal mengenai perilaku merokok terhadap seseorang. Misalnya, berapa banyak konsumsi rokok dalam sehari.
“Apakah pasien ada niatan berhenti merokok atau tidak? Kalau pasien sudah mengatakan mau berhenti namun sulit, kami bantu untuk berhenti merokok,” ujarnya.