kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,33   -7,16   -0.78%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengalaman negeri ini ingatkan dunia tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan


Minggu, 30 Mei 2021 / 12:11 WIB
Pengalaman negeri ini ingatkan dunia tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinopharm dalam program vaksinasi gotong royong di PT Gajah Tunggal Tbk, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/hp.


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus infeksi virus corona di Seychelles mengundang perhatian dunia, belakangan ini. Seperti India, kasus baru di kepulauan yang berada di Afrika Timur itu melonjak tinggi. Pada pertengahan Mei, mengutip berita BBC, rerata kasus infeksi baru dalam tujuh hari di Seychelles mencapai 400 kasus per hari, delapan kali lipat daripada rerata yang terjadi sejak tahun ini, yaitu 50 kasus per hari.

Namun tidak seperti di India, lonjakan kasus baru itu tidak diikuti dengan krisis fasilitas kesehatan. Selain karena kecenderungan peningkatan tidak bertahan lama, dampak yang dialami orang yang terinfeksi juga tidak parah. Pemerintah kepulauan itu mencatat, dua pertiga dari kasus baru yang dilaporkan di bulan Mei memperlihatkan gejala yang ringan, atau bahkan tanpa gejala. Demikian pernyataan Komisioner Kesehatan Seychelles, Jude Gedeon, yang dikutip BBC.

Lalu, mengapa peningkatan infeksi virus corona di Seychelles menjadi perhatian dunia? Alasannya adalah negeri kepulauan di Samudera Hindia itu merupakan negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Kementerian kesehatan negeri kepulauan itu, yang dikutip BBC, menyatakan, 60% dari penduduknya yang berkisar 100.000 jiwa, telah mendapat suntikan vaksin sebanyak dua kali.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Vaksin Sinopharm memiliki tingkat efikasi tinggi

Dunia pun bertanya-tanya, apa yang memicu kenaikan kasus infeksi di Seychelles? Apakah karena tingkat efikasi vaksin yang tidak memadai, seperti yang kerap dituding kelompok anti vaksin?

Menurut data pemerintahan Seychelles, yang dikutip BBC, dari seluruh vaksin yang telah disuntikkan, sebanyak 57% merupakan vaksin Sinopharm dan 43% adalah vaksin Covishield. Vaksin terakhir ini merupakan vaksin yang diproduksi Serum Institute India berdasar vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Namun Pemerintah Seychelles tidak memiliki data, apakah seluruh kasus baru itu merupakan orang yang telah divaksin. Apalagi, data tentang apa jenis vaksin yang didapatkan oleh penduduknya yang sudah menerima dosis lengkap, namun tetap terinfeksi.

Patut dicatat, kedua vaksin yang digunakan di Seychelles merupakan vaksin yang sudah mendapat rekomendasi, berupa emergency use of listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Covishield mendapat EUL pada 15 Februari 2021, sementara Sinopharm pada 7 Mei 2021. Efikasi kedua vaksin tersebut juga sudah mendapat persetujuan di puluhan negara yang menggunakannya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×