kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 masih mengkhawatirkan, resepsi pernikahan sebaiknya digelar virtual


Selasa, 02 Februari 2021 / 10:00 WIB
Pandemi Covid-19 masih mengkhawatirkan, resepsi pernikahan sebaiknya digelar virtual


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Senada, Pakar Kesehatan yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menilai, sudah seharusnya resepsi pernikahan di masa pandemi Covid-19 dilangsungkan secara virtual. Pasalnya, Covid-19 menular dengan prinsip yang sederhana, yakni adanya kerumunan dan kelalaian dalam menjaga jarak.

Pandemi pun sebenarnya bisa menjadi momentum untuk mengubah budaya resepsi pernikahan yang cenderung boros menjadi pernikahan yang lebih hemat tanpa mengurangi esensi pernikahan itu sendiri.

“Acara resepsi yang mewah dan banyak dihadiri tamu kan sudah menjadi budaya yang mendarah daging di Indonesia, bahkan Asia. Padahal, sebenarnya acara resepsi bisa dilangsungkan secara sederhana tanpa melibatkan banyak orang dan tanpa menimbulkan sifat ria,” ucapnya, hari ini.

Memang, tidak dipungkiri bahwa acara resepsi pernikahan secara langsung tetap ada di Indonesia meski berada di masa pandemi Covid-19. Jika memang terpaksa diadakan secara langsung, acara resepsi tersebut harus dilaksanakan terbatas.

Baca Juga: WHO: Kita tidak boleh menyia-nyiakan vaksin untuk mengendalikan pandemi virus corona

Dalam hal ini, tamu yang diundang hanyalah keluarga atau teman dekat pengantin. Makanan dan minuman  sebaiknya disajikan untuk dibawa pulang oleh tamu, tidak boleh dimakan langsung di tempat. Begitu pula dengan sesi salaman dengan pengantin sebaiknya ditiadakan.

Opsi lainnya juga bisa dilakukan melalui resepsi pernikahan yang diadakan di waktu-waktu yang berbeda atau terpisah. Jadi, dalam satu jam acara resepsi dapat dihadiri oleh sekian tamu. Kemudian di jam berikutnya ada beberapa tamu lainnya yang hadir di acara tersebut. Alhasil, tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang di waktu dan tempat yang bersamaan.

“Opsi ini lebih cocok diterapkan pada acara pernikahan tokoh penting atau public figure yang cenderung mudah mengundang perhatian orang banyak. Ini pun sifatnya terpaksa. Secara prioritas, pernikahan sebaiknya dilaksanakan secara virtual,” pungkas Hasbullah.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Tunggu vaksin lain tiba, vaksin produksi Biofarma siap dipakai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×