kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi Covid-19 belum usai, konsumsi zat gizi bisa tingkatkan imun tubuh


Sabtu, 20 Juni 2020 / 16:16 WIB
Pandemi Covid-19 belum usai, konsumsi zat gizi bisa tingkatkan imun tubuh
ILUSTRASI. salad buah. KONTAN/Muradi/2017/11/02


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi.

Menurut British Dietitian Association (BDA) dan European Food Safety Authority (EFSA), hingga saat ini belum ada makanan atau komponen bahan makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan serta merta membuat seseorang tercegah dari infeksi Covid-19.

Meskipun demikian, manusia tetap membutuhkan sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk menjalankan fungsi sistem imun secara normal agar tubuh bugar dan terhindar dari penyakit lainnya.

Iwan Surjawan, Rektor Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) menyatakan, Ada banyak zat gizi yang berperan langsung dalam menjalankan sistem kekebalan tubuh secara normal. Contohnya, vitamin (seperti vitamin A, B6, folat, B12, C, dan D) dan mineral (seperti zat besi, seng (zinc), selenium, dan tembaga).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Sabtu (20/6): 45.029 positif, 17.883 sembuh, 2.429 meninggal

Iwan menambahkan zat-zat gizi tersebut dapat kita penuhi dengan cara mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.

“Contohnya, brokoli, kembang kol, dan jambu batu adalah sumber vitamin C yang baik. Vitamin B6 dapat diperoleh dari daging, sayuran, pisang, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Daging, ikan, dan telur adalah sumber vitamin B12 yang baik juga kaya akan vitamin A dan zat besi. Selain itu, penting juga untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas per hari,” ujarnya, Sabtu (20/6)

Ia mengungkapkan selama pandemi, sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh, garam dan gula. Seperti keripik, gorengan, mie instan atau minuman yag mengandung gula secara berlebihan.

Jika seseorang sering mengonsumsi makanan tersebut, maka resiko terjadinya peningkatan berat badan, obesitas, penyakit kardiovaskular seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker akan lebih tinggi.

Dalam masa pandemi ini, terutama saat bekerja dari rumah (work from home), biasanya untuk mengurangi rasa bosan, orang-orang lebih cenderung untuk makan cemilan.

Iwan menjelaskan menyarankan agar cemilan-cemilan tersebut dengan cemilan yang lebih sehat, misalnya buah potong, sayuran atau kacang-kacangan yang kaya akan serat.

Widya Indriani, Faculty of Food Science and Nutrition i3L menjelaskan terdapat perbandingan nutrisi yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan terpenuhinya nutrisi yang seimbang, kita bisa menjaga fungsi normal sistem kekebalan tubuh.

Setiap harinya, tubuh memerlukan zat gizi makro dan mikro dalam jumlah tertentu untuk proses metabolisme, menjalankan aktivitas fisik, tumbuh, serta mengganti sel-sel atau jaringan yang rusak dalam tubuh.

Baca Juga: UPDATE corona di Jakarta Sabtu (20/6) positif 9.703, sembuh 4.821, dan meninggal 603

"Selain itu, beberapa vitamin, seperti vitamin B kompleks dan C bersifat larut dalam air. Jika jumlahnya berlebih, tubuh akan mengeluarkan vitamin tersebut melalui air kencing. Oleh sebab itu penting untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap harinya untuk menjaga fungsi normal dan sistem kekebalan tubuh,” tambahnya

Widya menambahkan kelebihan kalori di badan juga dapat meningkatkan resiko terkena Covid-19. Terdapat beberapa penelitian yang menyataan bahwa kondisi- kondisi atau penyakit yang berkaitan dengan obesitas seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan hipertensi dapat memperparah efek Covid-19.

“Berdasarkan pengamatan dari beberapa negara seperti Amerika dan Prancis, orang dengan obesitas yang terinfeksi Covid-19, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena komplikasi dan lebih tinggi prevalansinya untuk mendapatkan perawatan intensif atau Intensive Care Unit (ICU) saat dirawat di rumah sakit,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×